Selasa 26 Mar 2019 15:47 WIB

Pengamat Duga Ini Yang Buat Elektabilitas Jokowi Turun

Naik-turunnya elektabilitas mendekati hari pemilihan merupakan hal yang wajar.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Hendri Satrio
Hendri Satrio

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai naik turun elektabilitas para calon presiden (capres) mendekati hari pemilihan adalah hal yang wajar karena masyarakat akan semakin terbuka dengan pilihan mereka. Namun, ia menduga, ada beberapa faktor yang menyebabkan elektabilitas seorang pejawat. 

“Naik turun elektabilitas menjelang pemilu menurut saya wajar-wajar saja dan itu hal yang biasa, tidak perlu terlalu diperdebatkan. Menurunnya elektabilitas Pak Jokowi ini dipengaruhi oleh berbagai hal menurut saya,” ungkap Hendri kepada Republika, Selasa (26/3).

Baca Juga

Satu faktor tersebut, di antaranya ekonomi. Artinya, ia mengatakan, ada ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi atau terkait harga pasar yang dikeluarkan pejawat selama menjadi presiden.

“Saya melihatnya ada ketidaknyamanan dari masyarakat Indonesia tentang rezim pak Jokowi saat ini, karena harga-harga masih belum dikendalikan walaupun pak Jokowi sudah mengeluarkan berbagai program,” jelasnya.

Selain dalam hal ekonomi, Hendri mengatakan, masyarakat juga tampak kurang nyaman dengan sistem penegakan hukum di era Jokowi. Karena itu, ia mengatakan, tidak heran jika kemudian elektabilitas Jokowi disebut turun di salah satu lembaga survei.

Faktor lain yang menyebabkan elektabitas Paslon 01 ini turun adalah semakin terbukanya masyarakat yang menyatakan mendukung Paslon 02, yakni Prabowo-Sandi. “Nah, beberapa hal itu menurut saya yang membuat penurunan Elektabilitas pak Jokowi,” kata Hendri. 

Kendati demikian, ia mengatakan, bila melihat survei Litbang kompas beberapa waktu lalu, Jokowi tetap unggul dari pesaingnya meskipun mengalami penurunan Elektabilitas. Hendri melihat hasil survei ini bisa dijadikan pemicu pagi masing-masing kubu mengingat waktu pemilihan semakin dekat.

“Ini akan dijadikan pemicu bagi dua kubu untuk sama-sama meningkatkan elektabilitas capres masing-masing,” kata dia.

Sebelumnya, Litbang merilis survei terbaru. Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi turun sebesar 3,4 persen. Sebelumnya, litbang kompas merilis survei bahwa Jokowi memiliki elektabilitas 52,6 persen. Sedangkan saat ini, elektabilitas Jokowi 49,2 persen.

Di sisi lain, elektabilitas Prabowo naik 4,7 persen. Sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei bahwa elektabilitas Prabowo 32,7 persen. Saat ini, Prabowo memiliki elektabilitas 37,4 persen. 

Selanjutnya, Litbang Kompas juga merilis persentase pemilih yang belum menentukan pilihan. Jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan pada survei sebelumnya 14,7 persen. Dalam survei terbaru, jumlah mereka turun menjadi 13,4 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement