REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Pemilu 2019, Partai Demokrat menghadapi sejumlah survei yang memprediksi suara nasional partai tersebut tidak sampai 10 persen atau turun lima hingga enam persen, daripada perolehan suara pada Pemilu 2014. Bahkan, ada yang memprediksi Demokrat tak lolos parliamentary treshold (pt) karena hanya mendapatkan empat persen. Namun Komandan Satuan Tugas Bersama (Kosgama) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yakin, kerja keras para kader dapat mengembalikan kejayaan Partai Demokrat. Meski tidak seperti pada Pemilu 2009.
“Untuk target, kita (para kader Partai Demokrat) bersama-sama bekerja untuk tetap dua digit (angka), seperti pemilu yang lalu,” ujar AHY usai kampanye terbuka pertama Partai Demokrat di GOR Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim), pada Ahad (24/3).
AHY mengatakan, Partai Demokrat masih menjadi salah satu partai besar yang diperhitungkan dalam kontestasi politik lima tahunan saat ini.
“Saat ini, Partai Demokrat melihat keterpilihan di tingkat pemilih muda yang belum menentukan pilihannya. Undicided voters, menjadi target Partai Demokrat,” ujar putra sulung Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Namun, AHY tak membeberkan berapa besar persentase pemilih yang belum menentukan pilihan partai politiknya dalam Pemilu 2019.
Akan tetapi, menengok sejumlah hasil survei para pemilih yang belum menentukan pilihannya Demokrat ada di kisaran 10 sampai 14 persen. Persentase tersebut pun diyakini bakal membengkak. Karena antusiasme para pemilih muda terhadap partai politik, tampak rendah jika dibandingkan dengan partisipasi pemilih belia dalam pemilihan presiden (pilpres).
Pada Pemilu 2014, suara Partai Demokrat tergerus ke angka 10,9 persen perolehan suara nasional. Pada Pemilu 2009, partai bentukan SBY tersebut, juara dengan perolehan 21,7 persen suara nasional.