REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Perjalanan tim nasional Indonesia di gelaran Badminton Asia Mixed Team Championships 2019 telah usai. Capaian sebagai semifinalis adalah hasil maksimal yang mampu dibawa pulang punggawa Merah Putih dari Queen Elizabeth Stadium, Hong Kong. Meski berhasil mencapai target, Susy Susanti selaku manajer tim Indonesia tetap mengevaluasinya.
“Saya melihat ada beberapa hal yang masih harus ditambah dan dilatih lagi. Dari daya tahan, pola main, fokus itu yang paling penting. Banyak sekali kejadian ketika pemain kami sudah leading tapi malah lengah karena hilang fokus dan konsentrasi," ujar Susy Susanti dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (24/3).
"Kemudian ada adaptasi lapangan juga yang harus dipercepat. Banyak hal non-teknis yang perlu dimatangkan lagi dan disiapkan lagi untuk ke pertandingan berikutnya,” kata dia menambahkan.
Indonesia kalah dari Jepang setelah kehilangan tiga angka secara berurutan. Baik Sabar Karyaman Gutama/Frengky Wijaya Putra, Ruselli Hartawan, maupun Shesar Hiren Rhustavito tak berhasil melewati segenap lawannya.
Dia mencontohkan, pasangan ganda putra Indonesia beberapa kali gagal servis, yakni bola menyangkut di net. Selain itu, ada pemain yang sebenarnya mengetahui adanya peluang kalah bila bermain terlalu cepat, sehingga mesti dalam ritme pelan.
"Nah, kadang-kadang mereka pola-pola seperti itu masih belum cepat tanggap. Banyak pembelajaran buat para atlet yang main di sini. Yang mungkin juga baru pertama kali main beregu,” lanjut Susy.
Dia menegaskan, hasil turnamen ini tidak akan menjadi gambaran penampilan tim Indonesia di Piala Sudirman 2019 mendatang. Sebab, pemain yang diturunkan di Hong Kong merupakan pemain pelapis yang didominasi atlet muda Tanah Air.
“Tentu ini tidak akan menjadi gambaran Piala Sudirman nanti. Karena pemain andalan kami tidak diturunkan. Begitu juga dengan tim dari negara lain. Turnamen ini menjadi pengalaman yang baik buat pemain-pemain muda kami. Karena selanjutnya kan mereka yang akan jadi ujung tombak Indonesia,” tutup Susy.