Sabtu 23 Mar 2019 00:17 WIB

KPK Amankan Direktur Krakatau Steel di Kediamannya

Total ada empat orang yang diamankan KPK dalam operasi tangkap tangan itu.

Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan (kanan) bersama Juru Bicara KPK, Febri Diansyah
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan (kanan) bersama Juru Bicara KPK, Febri Diansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan Direktur PT Krakatau Steel di kediamannya di BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/3). "Kalau lokasi di BSD City, di rumah direktur tersebut," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta.

Total ada empat orang yang diamankan KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta dan Tangerang Selatan. KPK juga turut mengamankan pegawai PT Krakatau Steel dan pihak swasta.

KPK juga mengamankan barang bukti berupa uang dalam bentuk rupiah maupun dolar. "Ada transaksi yang sedang ditelusuri lebih lanjut baik dalam bentuk rupiah maupun dolar karena dari beberapa OTT yang digelar KPK ada menggunakan kombinasi dengan rekening juga," ucap Febri.

KPK menduga sudah terjadi transaksi pada salah satu direktur perusahaan BUMN yang menerima uang dari pihak swasta. "Dalam hal ini pihak kontraktor yang kami indikasikan sebelumnya pernah punya kerja sama dalam penelitian proyek dengan BUMN tersebut. Jadi, kaitan kepentingannya sejauh ini terkait dengan hal itu," ucap Febri. KPK memiliki waktu maksimal 24 jam untuk menentukan status hukum dari pihak-pihak yang diamankan tersebut.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, KPK mendapatkan informasi dari masyarakat ada rencana pemberian uang dari pihak swasta yang pernah atau berkepentingan dengan proyek di salah satu BUMN. Diduga sebagian uang telah diberikan secara cash dan yang lainnya menggunakan sarana perbankan. "Sedang didalami transaksi menggunakan rupiah ataupun dolar," ucap Basaria.

Sejauh ini, sambung Basaria, pihaknya telah mengamankan empat orang dan telah berada di kantor KPK. "Sedang didalami transaksi menggunakan rupiah atau dolar," imbuh Basaria.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement