Kamis 21 Mar 2019 17:40 WIB

Ini Strategi Tim Jokowi-Maruf untuk Gaet Massa Mengambang

TKN akan memanfaatkan waktu kampanye terbuka untuk sosialisasikan tiga kartu.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Cawapres KH. Ma'ruf Amin saat menghadiri deklrasi Jaringan  Kiai Santri Nasional (JKSN) dan Alinasi Masyarakat Kalimantan Timur di  Gedung Dome, Balikpapan, Kamis (21/3).
Foto: Dok Istimewa
Cawapres KH. Ma'ruf Amin saat menghadiri deklrasi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) dan Alinasi Masyarakat Kalimantan Timur di Gedung Dome, Balikpapan, Kamis (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Ma'ruf Amin berupaya memaksimalkan waktu kampanye terbuka pada 24 Maret hingga 13 April 2019 untuk meraup suara swing voters. Mereka berupaya menarik massa mengambang melalui program yang empiris dan jelas.

"Kampanye terbuka itu mengkonfirmasi dua hal. Yang pertama mengonfirmasi pemilih yang tetap dan akan memastikan pilihannya swing voters. Yang kedua, kampanye terbuka itu mengonfirmasi keceriaan demokrasi yang memang kami gagas seperti itu," kata Wakil Ketua TKN Johnny G. Plate di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (21/3).

Baca Juga

Plate menerangkan, salah satu strategi TKN adalah secara ofensif yakni mendatangi wilayah swing voters. Saat datang, kubu Jokowi mengandalkan program tiga kartu untuk meyakinkan pemilih."Program-programnya pun program yang sudah empiris, yang realistis, ini bukan janji-janji untuk menyenangan hati," kata Plate.

Menurut Plate, kartu yang diterangkan oleh Ma'ruf dianggapnya sebagai senjata utama dalam bentuk program untuk menawarkan kesejahteraan dan perlindungan sosial. Dalam rapat umum atau kampanye terbuka, program itu akan semakin disosialisasikan

"Kami tidak akan segan untuk pergi menyampaikan. karena ini program yang baik dari Pak Joko Widodo dari rumah ke rumah kepada sahabat maupun yg belum menjadi sahabat, yaitu yang masih swing," ujar Politikus Nasdem itu.

Guru Besar UI Purnawan Junadi menyebut, dengan berbagai program dan kartu penjamin kesehatan, pendidikan, dan kartu untuk pekerja yang akan diluncurkan, maka hal utama menyangkut harkat hidup semua orang secara perlahan sudah diatasi pemerintah. Dalam keterangan tertulisnya, Purnawan menyebut, indeks pembangunan manusia Indonesia sudah meningkat dari 68,9 menjadi 70,81.

"Sudah mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi (high human development). Ini artinya, segala hal yang menyangkut manusia Indonesia sudah jauh lebih baik,” ujarnya.

Dari indikator itu, Purnawan menambahkan, bahwa untuk kepemimpinan nasional di masa lima tahun mendatang, Jokowi-Ma’ruf Amin seharusnya sudah punya solusi ampuh atasi masalah harkat hidup orang banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement