REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim karya tulis mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih Best Paper di ajang Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting 16th di Hokkaido University, Jepang (16 -17/3 ). Kompetisi karya tulis ilmiah yang diadakan Indonesian Student Association in Hokkaido (PPI-H) ini mengusung isu 'Integrated Science for Improving Disaster Risk Management in Indonesia'.
Ajang Internasional bagi mahasiswa Indonesia ini diikuti 420 penulis dan 150 paper. Diikuti kampus dari Indonesia lainnya, seperti UGM, ITB, dan UI. UMM menjadi satu-satunya perwakilan kampus swasta.
Pada tahap seleksi, tim UMM lolos sebagai 41 paper terbaik. Peserta dibagi ke dalam empat klaster yangmasing-masing hanya diambil dua kategori yakni Best Paper dan Best Presenter. Tim UMM mengambil klaster Agrikultur dan Ketahanan Pangan.
Mahasiswa UMM Moh. Baihaki dan Siti Agus Tina (prodi Agroteknologi) serta Intar Yuan Anindita (Pendidikan Bahasa Inggris) mengangkat judul Potensi Natural Fitohormon sebagai Zat Perangsang Tumbuh Alami pada Tumbuhan di ajang tersebut. “UMM menjadi Best Paper. Sementara UGM menjadi Best Presenter,” ujar Intar selaku penyaji paper melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/3).
Menurut Intar, Indonesia memliki kekayaan sumber daya alam yang baik. Namun ketika terjadi bencana, hal ini akan sangat merugikan sebagian besar penduduk yang berprofesi sebagai petani. Lahan rusak dan para petani akan kehilangan mata pencahariannya.
Melihat kondisi demikian, tim mengetahui ihwal kelebihan rangsangan fitohormon alami yang diberikan kepada tanaman buah naga. Rangsangan ini ternyata dapat membantu mengantisipasi efek buruk jangka panjang.
“Kami mengambil sampel buah naga karena bisa ditanam di lahan berpasir, berkerikil, tanah biasa hingga berbatu. Hal ini cocok dengan lahan yang habis terkena bencana. Ditambah lagi, buah naga mengandung banyak sekali gizi. Sangat cocok apalagi dengan tambahan fitohormon alami, percepatan tumbuh tanaman semakin baik,” ujar mahasiswa angkatan 2015 ini.
Setidaknya terdapat dua jenis fitohormon seperti sintetis dan alami. Fitohormon alami, kata Intar, jauh lebih aman karena bahan utamanya organik dan cocok dengan tumbuhan. Sementara fitohormon sintesis lebih membahayakan karena mengunakan bahan-bahan kimia dari pabrik dan memiliki dampak buruk ke depan.
"Penggunaan fitohormon alami membantu petani siap menghadapi segala kemungkinan," kata dia.