Kamis 21 Mar 2019 13:28 WIB

BPN Klaim Pasar dan Investor Menunggu Prabowo-Sandi Terpilih

BPN menilai program kerja yang ditawarkan pejawat belum meyakinkan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subiyanto menyalami para pendukungnya di Kampung Cidahu, Pandeglang, Banten, Sabtu (16/3/2019).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subiyanto menyalami para pendukungnya di Kampung Cidahu, Pandeglang, Banten, Sabtu (16/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil pemilihan presiden (pilpres) 17 April 2019 tidak hanya ditunggu oleh rakyat saja, tapi juga ditunggu oleh investor dan pelaku pasar.  Tim Prabowo-Sandi mengklaim, para investor dan pelaku pasar menunggu terpilihnya presiden baru.

"Terutama setelah kondisi pasar keuangan dan ekonomi yang kurang bergairah selama empat tahun terakhir," kata Tim Ekonomi, Penelitian, dan Pengembangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Harryadin Mahardika dalam keterangannya, Kamis (21/3).

Baca Juga

Harryadin menilai, program kerja yang ditawarkan pejawat belum mampu meyakinkan pelaku pasar bahwa situasi di masa depan akan membaik. Belum lagi fakta bahwa dalam empat tahun ini IHSG relatif stagnan dan rupiah terus melemah.

Tak hanya itu, pemerintah juga dianggap belum mampu menyelesaikan defisit yang sewaktu-waktu bisa membahayakan kondisi perekonomian.

Sebaliknya, kata Harryadin, Prabowo-Sandiaga dianggap berani menawarkan banyak hal yang bisa memperbaiki iklim investasi di tanah air. Salah satunya ekspektasi pasar terhadap rencana pemotongan tarif pajak dari Prabowo-Sandiaga.

Harryadin menambahkan, ekspektasi ini tentu akan membuat pasar saham naik, karena program ini akan membuat ekspektasi keuntungan perusahaan-perusahaan akan meningkat. "Tentu saja hal ini memberikan suntikan gairah baru bagi investor dan pelaku pasar," ucap Harryadin.

Gairah semacam ini, Harryadin menjelaskan, yang tidak ditemui selama periode pemerintahan Joko Widodo saat EPS (earning per share) saham-saham cenderung mengalami penurunan pertumbuhan. Hal ini menunjukkan Bahwa perusahaan-perusahaan semakin sulit mencari keuntungan.

"Pelaku pasar dan investor kini juga tidak lagi mempan ditakut-takuti tentang potensi terjadinya anjloknya bursa saham (market slump) apabila Prabowo-Sandiaga terpilih. Mereka tahu benar bahwa operasional ekonomi Indonesia dan pasar keuangan sudah berdasarkan common practice," imbuh Harryadin.

Harryadin memastikan, Prabowo-Sandiaga dalam kampanye dan program-programnya tidak akan mengubah hal-hal baik yang sudah dipraktekkan. Terutama yang terkait dengan industri keuangan.

Apalagi dengan latar belakang Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sendiri yang merupakan pengusaha sekaligus juga investor dan pelaku pasar. Keduanya tentu paham benar tentang cara terbaik untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

"Akhirnya, kita semua menunggu momen Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan membuka sesi perdagangan di IDX pada tanggal 21 Oktober 2019, sehari setelah mereka dilantik," tutup Harryadin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement