Rabu 20 Mar 2019 19:59 WIB

Jokowi Tanggapi Hasil Survei Kompas

Jokowi menyebut semua hasil survei menjadi bahan evaluasi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Capres 01 Jokowi bertemu dengan para caleg PDIP di Sekretariat DPD DKI Jakarta, Rabu (20/3).
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Capres 01 Jokowi bertemu dengan para caleg PDIP di Sekretariat DPD DKI Jakarta, Rabu (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), menanggapi dengan santai hasil survei yang dirili Litbang Kompas tentang elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019. Menurutnya, hasil survei yang menyebut bahwa elektabilitasnya merosot tersebut justru bisa mendorong para relawan dan mesin partai untuk bekerja lebih militan.

Ia menyebutkan, di sisa waktu satu bulan menjelang pilpres ini Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf lebih banyak bekerja di akar rumput untuk merebut suara rakyat bawah.

Baca Juga

"Survei ini banyak sekali, mungkin ada lebih dari 10. Semuanya kita pakai untuk evaluasi, untuk koreksi. Untuk memacu bekerja lebih baik lagi. Semua survei kita lihat. Sebagai bahan koreksi, sebagai bahan evaluasi," kata Jokowi usai bertemu dengan para calon legislatif (caleg) di Sekretariat DPD PDIP DKI Jakarta, Rabu (20/3).

Jokowi menambahkan, hasil survei yang menunjukkan elektabilitasnya merosot justru menjadi peringatan bagi kader untuk menggenjot kampanye. Sebaliknya, Jokowi menduga haisl survei yang terus-terusan menunjukkan hasil positif justru akan membuat tim kampanye tidak waspada dengan pergerakan lawan.

"Hasil (survei) yang baik justru akan melemahkan kita. Jadi tidak waspada. Hasil survei yang tidak baik atau kecil bisa mendorong memicu seluruh relawan kader untuk bekerja lebih militan lagi," katanya.

Jokowi juga menaruh perhatian khusus untuk DKI Jakarta yang dianggap cukup menentukan kemenangan kandidat 01. Ia meminta relawan dan kader untuk bekerja ekstra menghalau hoaks atau kabar bohong yang beredar di kalangan masyarakat. Menurutnya, apa yang terjadi di Jakarta biasanya merembet ke provinsi lain di Indonesia.

"Saya kira mengelola informasi mengelola kejadian kejadian yang ada di Jakarta saya kira sangat penting. Karena biasanya dari jakarta bisa berimbas ke provinsi lain," katanya.

Sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei terbaru. Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi turun sebesar 3,4 persen. Sebelumnya, litbang kompas merilis survei bahwa Jokowi memiliki elektabilitas 52,6 persen. Sedangkan saat ini, elektabilitas Jokowi 49,2 persen.

Di sisi lain, elektabilitas Prabowo naik 4,7 persen. Sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei bahwa elektabilitas Prabowo 32,7 persen. Saat ini, Prabowo memiliki elektabilitas 37,4 persen.

Selanjutnya, Litbang Kompas juga merilis persentase pemilih yang belum menentukan pilihan. Jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan pada survei sebelumnya 14,7 persen. Dalam survei terbaru, jumlah mereka turun menjadi 13,4 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement