REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman D. Hadad meresmikan Swiss Indonesia Start-up Accelerator Program. Swiss Indonesia Start-up Accelerator Program adalah sebuah program untuk para start-up di Indonesia.
Program ini diresmikan (15/3) sebagai bagian dari program Asia Entrepreneurship Training Program (AETP) 2019 yang dibiayai Pemerintah Swiss. Acara peresmian diselenggarakan secara paralel di Zurich dan di Jakarta melalui saluran langsung teleconference, bertempat di Zurich University of Applied Science (ZHAW) School of Management & Law dan di Asian Banking Finance and Informatics (ABFI) Institute Perbanas.
Muliaman D. Hadad, menyampaikan start-up sedang berkembang pesat di Indonesia. Kehadiran program ini dapat dimanfaatkan oleh start-up Indonesia untuk menjadi 'investment-grade ventures' sesuai dengan standar global.
Selain itu, Indonesia merupakan pasar yang potensial dengan bonus demografi dan populasi lebih dari 250 juta. “Usaha Kecil dan Menengah atau Start-up merupakan backbone dari ekonomi Indonesia. Program ini penting untuk meningkatkan kapasitas UKM Indonesia dalam menghadapi kompetisi pasar global," kata Muliaman.
AETP 2019 menjadi salah satu bagian dari kerja sama bilateral yang sudah baik antara Swiss dan Indonesia. “Swiss dan Indonesia telah memiliki kerja sama yang baik akhir-akhir ini, terutama dalam bidang perdagangan setelah pendatanganan RI-EFTA (European Free Trade Association), yang dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak," ucap dia.
Dekan Zurich University of Applied Science Reto Steiner, menyampaikan apresiasi atas pembukaan AETP 2019 yang diharapkan dapat meningkatkan profil para start-up Swiss maupun Indonesia yang tergabung dalam program dimaksud. Program ini berlangsung selama enam bulan dimana para start-up akan mendapatkan diantaranya pelatihan dan team coaching untuk memperoleh akses kepada matching investor.