Senin 18 Mar 2019 18:51 WIB

IPSI Jabar Optimistis Pencak Silat Masuk Daftar UNESCO

Pesilat Jabar siap melakukan performance di hadapan juri dari UNESCO pada Oktober.

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Gita Amanda
Komando strategis angkatan darat (Kostrad), menggandeng para jawara yang tergabung dalam ikatan pencak silat Indonesia (IPSI) untuk melatih prajurit. Sedikitnya, ada 250 prajurit TNI AD dilatih pencak silat untuk menjadi pendekar.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Komando strategis angkatan darat (Kostrad), menggandeng para jawara yang tergabung dalam ikatan pencak silat Indonesia (IPSI) untuk melatih prajurit. Sedikitnya, ada 250 prajurit TNI AD dilatih pencak silat untuk menjadi pendekar.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Ikatan pencak silat Indonesia (IPSI) Jawa Barat (Jabar), ingin bela diri pencak silat masuk dalam warisan budaya tak benda UNESCO. Sebab, ilmu bela diri ini sudah ada sejak lama. Bahkan, masuk dalam khasanah budaya Indonesia.

Karena itu, 20 pesilat dari Jabar siap melakukan performance di hadapan juri dari UNESCO pada Oktober mendatang. Wakil Ketua IPSI Jabar Bidang Humas dan Hubungan Internasional, Roedy Wiranatakusumah, mengatakan sebelumnya negara tetangga mengklaimkan diri bahwa pencak silat merupakan dari negaranya. Padahal itu, tidak benar.

Pencak silat, merupakan ilmu bela diri asli Indonesia. Karenanya, saat ini IPSI terus mendorong supaya pencak silat diakui dunia dan tercatat dalam UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

"Ketuk palunya, nanti Oktober 2019. Makanya, kami terus mendorong supaya pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk terus melakukan lobi, supaya pencak silat masuk dalam UNESCO," ujar Roedy, disela-sela acara penataran bela diri militer cakra Kostrad dengan pesilat se-Jabar, di Markas Denharrahlat Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Senin (18/3).

Untuk pencak silat ini, daerah yang akan mengirimkannya yaitu dari Sumatera Barat dan Jawa Barat. Sebab, pencak silat dari dua daerah ini banyak kesamaan. Yang membedakannya, dari kesenian yang mengiringinya. Serta alirannya.

Di Jawa Barat, banyak sekali aliran untuk pencak silat ini. Seperti, aliran Cimande dan Cikalong. Adapun, kesenian yang mengiringinya, ada pakemnya. Yaitu, tepak dua, tepak tiga atau padungdungan. Tapi, bisa saja dikolaborasikan dengan kesenian lainnya, seperti jaipongan.

Karena itu, Oktober nanti, lanjut Roedy, IPSI Jabar akan mengirimkan sedikitnya 20 pesilat sekaligus panayagan 

untuk tampil dihadapan juri UNESCO. Dengan begitu, pihaknya berharap pencak silat ini benar-benar diakui oleh dunia, sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia.

Sementara itu, Pelatih Utama Paguron Panglipur Kota Bandung, Asep Gurwawan, mengatakan, saat ini para pesilat menggantungkan harapan pada diplomasi pemerintah. Sebab, upaya dari pesilat untuk membawa pencak silat dilihat mata dunia, sudah dilakukan. Salah satunya, saat penampilan silat di Prancis.

"Saat ini, pesilat dari seluruh daerah di Indonesia, terus mengawal perjuangan supaya pencak silat ini masuk daftar UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia," ujarnya.

Selain pesilat dari Jabar, pesilat dari tanah minang, Sumatera Barat juga akan ikut memeriahkan penampilan pada Oktober mendatang. Sebab, duta besar dari Indonesia yang ada di UNESCO, merupakan dari Sumbar. Selain itu, gerakan silat dari kedua wilayah ini hampir mirip. 

"Karenanya, kami optimistis pencak silat merupakan warisan budaya Indonesia. Serta, bisa tercatat dalam UNESCO," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement