REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin angkat bicara terkait operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) di Jawa Timur terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Ma'ruf meminta semua pihak untuk tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Mustasyar Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) itu mengatakan, OTT terhadap Romahurmuziy alias Romi merupakan masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan pilpres. Dia mengatakan, jangan sampai segala sesuatu dikait-kaitkan dengan pilpres.
"Ketiga tentu itu kalau penegakan hukum kan sudah jelas, pemerintahan pak Jokowi kan mendukung upaya penegakan hukum dan tidak mau mengintervensi hukum," katanya.
Disaat yang bersamaan, dia menolak jika terjaringnya Romi merupakan kegagalan Presiden Jokowi. Dia menilai, OTT petinggi PPP itu sama sekali tidak ada kesinambungannya dengan kegagalan atau keberhasilan pemerintah.
"Justru pemberantasan korupsi sekarang makin intens, berarti bukan dulu tidak ada korupsi tapi dulu tidak terdeteksi tidak terendus," katanya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, saat ini sistem penangkalan, pemberantasannya korupsi sudah canggih dan serius. Dia melanjutkan, itu sebabnya para pelaku dan mereka yang terlibat selalu bisa ditangkap sehingga ada kejadian korupsi, langsung ditangani.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, ditangkapnya Rommy yang merupakan orang dekat Jokowi hanyalah korban kegagalan pemerintahan saat ini. Dia mengatakan, kegagalan yang dimaksud berkaitan dengan penciptaan pemerintahan yang bersih dan mental pejabat negara yang tidak korup.