REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengaku terkejut dengan kabar operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy (Romi). Sandiaga mengaku tidak bisa berkomentar banyak menanggapi hal tersebut.
"Saya syok sekali, saya kaget, sangat, sangat prihatin," kata Sandiaga di Jakarta, Jumat (15/3).
Sandiaga kembali mengungkapkan bahwa Indonesia darurat korupsi. Apalagi, kata dia, sosok Romi dikenal sebagai politisi muda yang fenomenal, yang sangat dekat dengan tokoh muda.
"Tapi, kalau masalah korupsi, Prabowo-Sandi sangat, sangat berkomitmen untuk memperkuat KPK. Kita ingin KPK mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, anggarannya ditambah, jumlah penyidiknya ditambah, karena perang kita melawan korupsi bukan lagi, ini kita sudah darurat," ujarnya.
Ia juga meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengaitkan OTT tersebut dengan pilpres, tetapi lebih kepada esensi masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, yaitu korupsi.
"Kita tidak boleh langsung mengarahkan ini pada pilihan 17 April, tapi lebih kepada masalah yang mendasar bagaimana tokoh politik, politisi muda kita berkomitmen sama dan bagaimana membiayai politik ke depan, karena itu esensinya," ujarnya.