Kamis 14 Mar 2019 22:17 WIB

Bekraf: Wayang Sukuraga Termasuk Ekonomi Kreatif

Bekraf menganggap wayang sukuraga sebagai salah satu bentuk ekonomi kreatif.

Seniman asal Kota Sukabumi Effendi mempelihatkan tokoh wayang Sukuraga di Rumah Budaya Fendi Sukuraga di Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi Ahad (10/2).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Seniman asal Kota Sukabumi Effendi mempelihatkan tokoh wayang Sukuraga di Rumah Budaya Fendi Sukuraga di Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi Ahad (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wayang sukuraga yang merupakan inovasi budayawan serta pekerja seni di Kota Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia yang keberadaannya harus dipertahankan. Wayang Sukuraga ini hanya ada satu di Indonesia yakni di Kota Sukabumi.

"Uniknya seni kebudayaan ini adalah bentuk wayangnya menampilkan anggota tubuh manusia mulai dari kuping, hidung, telinga, tangan, mata, kaki, dan lainnya," kata Anggota Satuan Tugas Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Bambang Eryudawan di Sukabumi, Kamis.

Baca Juga

Menurut Bambang, wayang sukuraga unik dan menarik untuk dilihat serta mempunyai filosofi dalam melakukan syiar. Ia menganggap konten yang dibawakan oleh dalangnya pun menarik. Kekayaan budaya Indonesia ini, menurutnya, keberadaannya harus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

photo
Seniman asal Kota Sukabumi, Effendi, mempelihatkan tokoh wayang Sukuraga di Rumah Budaya Fendi Sukuraga di Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat Ahad (10/2).

Bambang meyakini wayang yang mengangkat akar budaya dan kesenian daerah ini bisa mejaga keutuhan, jati diri, ketahanan kebudayaan Indonesia. Bekraf pun akan memberikan bantuan dan dorongan.

"Wayang Sukuraga ini tidak hanya sebatas penampilan kebudayaan dan kesenian saja, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ekonomi kreatif," tambahnya.

Sementara, inovator wayang sukuraga Effendi mengatakan seni ini mulai ditampilkan sejak 1996 lalu dan telah menjadi ikon wayang khas Kota Sukabumi. Bahkan, ia dan timnya sudah melanglang buana ke berbagai negara selain untuk menampilkan sekaligus mengenalkan karyanya tersebut.

Efendi menjelaskan filosofi dari wayang sukuraga adalah agar manusia mengenal diri dan menggali potensinya masing-masing. Tangan, contohnya, harus bisa beraktivitas untuk membuahkan hasil.

"Maknanya wayang ini untuk mengingatkan manusia agar dalam kehidupannya tidak hanya mencari duniawinya saja, tetapi akhirat pun dapat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement