Senin 11 Mar 2019 21:28 WIB

Penyebab Banjir Jakarta dan Kabupaten Bandung

Alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab Kabupaten Bandung dan Jakarta banjir.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga melintasi genangan air saat terjadi banjir di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (18/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintasi genangan air saat terjadi banjir di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Bandung dan Jakarta kini menjadi langganan banjir. Satu di antara penyebab banjir adalah karena dua wilayah tersebut dulunya adalah wetland atau lahan basah yang dialihfungsikan menjadi permukiman atau bangunan lain.

Manager Kampanye dan Perkotaan Walhi Dwi Sawung mengatakan, lahan basah yang dulunya merupakan rawa dan diubah menjadi lahan permukiman, akan langganan banjir. Penyebabnya lantaran ketika air hujan turun, air tidak terserap atau tertampung sehingga wilayah itu mengalami banjir.

Wilayah Kabupaten Bandung, kata Dwi, setelah ditelusuri ternyata dulunya merupakan rawa-rawa. "Jadi, tidak aneh kalau wilayah itu tergenang," ujar Dwi kepada Republika.co.id, Senin (11/3). Di sejumlah wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur diungkapkan Dwi juga dulunya adalah lahan basah.

Penyebab banjir lainnya adalah karena alih fungsi lahan. Ia menyatakan alih fungsi lahan membuat air hujan mengalir ke laut dan tak terserap sehingga menggenang.

"Kalau kami melihat sebagian besar banjir terjadi akibat alih fungsi lahan," kata Dwi.

Faktor-faktor tersebut menunrut dia yang menyebabkan daerah-daerah di Indonesia masih terendam air meski curah hujan masih normal. "Curah hujan masih normal dan siklusnya juga tidak terlalu basah, bahkan cenderung lebih kering," ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya meminta dilakukan penanaman kembali, kemudian dibuatkan tempat air resapan baru untuk menampung air tersebut. Walhi juga meminta perbaikan daerah aliran sungai (DAS) dan tangkapan air.

"Kemudian buat juga sumur resapan, biopori. Kemudian masyarakat bisa menanami lahan yang mereka miliki dengan pohon," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement