Senin 11 Mar 2019 21:01 WIB

TGB: Pilpres Jangan Jauhkan Sesama Anak Bangsa

Pesta demokrasi jangan menimbulkan dampak buruk karena perbedaan calon pemimpin.

Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menyatakan, pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 jangan menimbulkan dampak buruk karena adanya perbedaan memilih calon pemimpin. Dampak buruk itu seperti menjauhkan sesama anak bangsa Indonesia.

"Tidak boleh menjauhkan kita sebagai sesama anak bangsa, itu benang merahnya," kata TGB usai acara Dialog Keumatan dan Kebangsaan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia di IPC Corporate University Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3).

Ia menuturkan, perbedaan memilih calon pemimpin dalam Pilpres 2019 tidak seharusnya menjadi masalah yang dapat memecah belah anak bangsa Indonesia. Negara Indonesia, kata dia, merupakan bangsa yang besar dengan keragamannya yang harus dijaga, dan jangan sampai terjadi perpecahan yang dapat merugikan seluruh bangsa Indonesia.

"Ini (negara Indonesia) menjadi wadah menyatukan kita selama ini, semangat keberagamaan, kebangsaan," kata TGB yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.

Ia mengungkapkan, banyak negara-negara lain yang negaranya sebagai wadah sudah rusak sehingga seluruh daya pembangunan ikut hancur. Untuk itu di Indonesia, jangan sampai terjadi seperti itu.

Mantan gubernur Nusa Tenggara Barat itu mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi bersama membangun bangsa Indonesia dalam bingkai kebhinekaan. "Kita boleh berbeda pandangan, tapi kita harus membangun kolaborasi jangan sampai perbedaan pandangan itu menjauhkan," katanya.

Selain itu, TGB juga mengajak mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat untuk selalu hati-hati dan tidak mudah terperdaya dari segala paham yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak saling tuduh tentang hal yang negatif, jika ada pelanggaran hukum sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwajib.

"Masyarakat sipil perlu mengawasi, kalau ada bukti silakan laporkan ke Bawaslu, atau penegak hukum, kita hentikan tuding menuding," katanya.

Seorang mahasiswa peserta dialog, Rizqi Fathul Hakim menyatakan, konsep pemikiran TGB tentang Islam modern sangat baik dalam menjalankan roda organisasi negara. Momentum Pilpres ini, kata dia, tentunya sesama anak bangsa harus mensukeskan dan saling mendukung siapa pun pemimpin bangsa yang akan terpilih nanti.

"Di momentum Pilpres ini entah siapa saja yang menjadi presiden kita bisa senantiasa mensupportnya," kata Rizqi, mahasiswa semester 7 Universitas Ibn Khaldun Bogor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement