Ahad 10 Mar 2019 14:09 WIB

Ganjar: Massa Jokowi di Jateng Siap Songsong Kampanye Akbar

Kampanye akbar Pemilu 2019 akan digelar pada 24 Maret-13 April.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andri Saubani
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Jajaran partai politik (parpol) pengusung, relawan maupun simpatisan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Tengah siap menyongsong pelaksanaan kampanye Pilpres 2019 di daerahnya. Menyusul telah dilakukannya pembagian zona kampanye Pilpres 2019, seluruh elemen partai pengusung relawan dan simpatisan capres nomor urut 01 tersebut bahkan sudah mempersiapkannya.

“Seluruh elemen-elemen partai, para relawan maupun simpatisan di Jawa Tengah sudah siap dengan penjadwalan kampanye Pilpres 2019 nanti,” ungkap politisi PDIP, Ganjar Pranowo, Ahad (10/3).

Ia bahkan mengklaim, pergerakan dari elemen-elemen (partai, relawan dan simpatisan) tersebut juga tidak pernah bergantung apakah capres nomor urut 01 turun ke Jawa Tengah atau tidak. Menurut Ganjar, dengan atau tanpa kehadiran Jokowi, Jawa Tengah terus berkampanye.

"Sehingga, dengan atau tanpa kampanye terbuka Pak Jokowi, sebenarnya kita di Jawa Tengah sudah berkampanye,” jelasnya.

Disinggung masalah pembagian zonasi kampanye yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),  Ganjar menegaskan, capres Jokowi diyakini tidak akan menemu kesulitan berarti. Ia menyebut, ada beberapa hal yang menjadi alasan, misalnya Jokowi memiliki bahasa tubuh yang bersahaja, gaya komunikasi dengan masyarakat juga tidak dimiliki oleh capres  nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Bahkan, lanjutnya, kelebihan pasangan calon (paslon) nomor urut 01 adalah soal kesederhanaan dan ketiadaan jarak dengan masyarakat. Kesederhanaan dan keramahan Jokowi, menurutnya,  merupakan jurus ampuh untuk merebut hati masyarakat.

"Pak Jokowi itu kan orangnya cukup senyum-senyum, salam-salaman ya kan. Itu lebih bisa dibaca dengan perasaan bahwa dia orang jujur, tulus dan tentu juga orangnya baik,” ungkapnya.

Masyarakat, masih ungkap Ganjar, lebih senang disentuh dengan bahasa tubuh yang lebih bersahabat. Tidak perlu dengan ungkapan yang muluk-muluk dan heroik apalagi dengan sandiwara-sandiwara.

“Jadi lebih love gitu, dari pada dengan kalimat-kalimat heroik yang kadang-kadang kita tidak mengerti, itu pun sering salah itu. Tetapi kalau kemudian orang bisa dipeluk, saya rasa pelukan itu jauh lebih banyak maknanya daripada kata yang berbuih-buih,” tegasnya.

Terlebih melihat antusiasme masyarakat ketika melihat Jokowi berkunjung di manapun. Kehangatan Jokowi dalam berkomunikasi, membuat masyarakat tidak sungkan menyentuh atau bahkan mereka tidak takut untuk sekadar minta foto bareng.

“Makanya, itu alasan mengapa pak Jokowi itu tidak akan mempersoalkan pembagian zonasi pada alat kampanye terbuka nanti,” tambahnya.

photo
Zonasi Kampanye Akbar Pemilu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement