Jumat 08 Mar 2019 23:27 WIB

IPW: Kelompok Radikal Berkamuflase di Balik Partai Politik

Kelompok radikal dan eks teroris tumbuh subur dan bangkit di sejumlah daerah.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Indonesia Police Watch (IPW) menyebut kelompok radikal dan eks teroris tumbuh subur dan bangkit di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Papua karena konsentrasi kepolisian sedang fokus pada Pemilu 2019.

"Konsentrasi jajaran kepolisian untuk mengamankan proses pileg dan pilpres sepertinya membuat kelompok kelompok radikal dan eks teroris mendapat celah untuk tumbuh dan berkembang," kata Ketua Presidium (IPW) Neta S Pane melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (8/3).

Baca Juga

Rentetan pembakaran mobil di Jawa Tengah dan penembakan yang terus terjadi di Papua disebut Neta merupakan gambaran bahwa kelompok kelompok radikal mendapat peluang untuk beraksi.

Untuk itu, IPW meminta jajaran kepolisian merapatkan barisan dan melakukan deteksi dini serta melakukan antisipasi pada kelompok kelompok radikal dan eks teroris yang mendapat ruang gerak selama proses pemilu.

Polri perlu memaksimalkan polsek dan polresnya dalam melakukan pagar betis.

Menurut dia, kelompok radikal bermain di antara euforia dan dinamika politik yang kian panas serta adanya partai politik yang haus dukungan untuk mengamankan elektabilitas.

“Polri jangan gamang dan khawatir dinilai tidak netral karena kelompok-kelompok itu berkamuflase di balik partai politik,” katanya.

IPW berharap partai politik tidak berpola pikir pragmatis di tahun politik 2019 dan mau memberikan konsensi atau peluang kepada kelompok radikal yang hendak mengikis Bhineka Tunggal Ika, hanya demi sebuah harapan dukungan untuk elektabilitas.

Sebab konsensi yang diberikan partai politik itu akan menimbulkan benturan dalam masyarakat. Jika benturan terjadi, kelompok radikal dan eks teroris akan semakin mendapat celah untuk beraksi.

"Bagaimana pun pileg dan pilpres pada 2019 bukanlah tujuan akhir bangsa ini. Negeri yang aman dan saling menghargai dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika adalah harapan bangsa ini sejak awal kemerdekaan," kata Neta.  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement