REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menepis isu yang menyebut bahwa jika dirinya terpilih, maka peran Polri akan dikerdilkan. Prabowo justru berkomitmen perkuat Polri demi terwujudnya Indonesia adil makmur.
"Sekarang ada yang takut-takuti supaya polisi gerak ancam kita. Dikatakan polisi kalau Prabowo presiden akan di bawah kementerian, akan dikecilin," kata Prabowo dalam acara Studium Generale 'Renaisans Indonesia' di Kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Kota Bandung, Jumat (8/3).
Prabowo mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai ancaman krisis. Mulai dari krisis pangan, krisis sumber daya alam hingga krisis air.
Untuk menghadapi ancaman krisis itu, Indonesia butuh pemerintahan yang kuat dan bersih yang ditopang oleh lembaga penegak hukum yang kuat dan bersih pula.
"Kita harus bangkit dari krisis dan punya pemerintahan yang bisa hadapi tantangan besar. Karenanya kita harus punya lembaga penegak hukum yang kuat. Hakim unggul, jaksa yang unggul, polisi yang unggul," kata Prabowo.
Oleh karena itu ketua umum Partai Gerindra itu berkomitmen untuk memperkuat lembaga penegak hukum termasuk Polri. Penguatan itu diperlukan untuk memastikan jalannya agenda perubahan menuju Indonesia adil makmur.
"Polisi, tentara, jaksa, hakim, dan seluruh aparat negara itu adalah milik rakyat Indonesia. Yang penting mereka membela rakyat. Saya akan tanya senior dan petinggi-petinggi Polri bagaimana sebaiknya korps ini dikelola," tegas Prabowo.