REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Tembok Penahan Tanah (TPT) di Kampung Cibereum Jati, RT 02 RW 14, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung tergerus aliran air irigasi dari Sungai Sungapan, Kamis (7/3) pagi. Akibatnya, bagian belakang dari tiga rumah yang berada diatas TPT tersebut ambruk.
TPT yang berada di bawah bagian belakang rumah milik Manap (70 tahun) ambruk. Meski tidak merusak rumah namun bagian belakang rumah terancam roboh. Bagian dalam rumah mengalami retak-retak. Sementara dua rumah lainnya yang berada disamping rumah Manap roboh bersama TPT yang ambruk.
Manap mengungkapkan TPT ambruk sekitar pukul 08.00 WIB, akibat tergerus aliran air dari irigasi Sungai Sungapan. Akibatnya, bagian dalam rumahnya mengalami retak di dinding dan lantai.
"Sekarang semua barang-barang sudah diamankan dan rumah dikosongkan. Karena kondisinya sudah retak-retak, khawatir tambah parah," ujarnya saat ditemui di Soreang, Jumat (8/3). Meski begitu, ia bersyukur sebab tidak ada korban jiwa.
Ia mengungkapkan, istrinya Sukarni (66) langsung melihat TPT yang ambruk. Dirinya mengatakan langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah desa setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar segera ditanggulangi.
"Kalau tidak segera ditanggulangi, bisa merembet ke rumah-rumah lainnya," katanya.
Sementara itu, Camat Soreang, Rusli mengungkapkan bangunan rumah yang ikut tergerus akibat TPT ambruk di Kampung Cibereum Jati berada di lahan milik PT Kereta Api. Pihaknya langsung menerjunkan petugas untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
"Petugas langsung mendatangi ke lokasi untuk memperbaiki. Terus minta agar dikosongkan karena khawatir bertambah parah," ujarnya.