Jumat 08 Mar 2019 13:53 WIB

Pengusaha Batik di Solo Produksi Motif Dua Jari

Batik motif tersebut diproduksi bukan untuk kampanye tapi untuk dipakai sehari-hari.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Perajin batik memproduksi batik cap dua jari di toko Batik Putra Laweyan di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jumat (8/3). Toko batik milik Gunawan Muhammad Nizar tersebut memproduksi batik dua jari bukan untuk kampanye, tetapi batik untuk dipakai sehari-hari.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Perajin batik memproduksi batik cap dua jari di toko Batik Putra Laweyan di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jumat (8/3). Toko batik milik Gunawan Muhammad Nizar tersebut memproduksi batik dua jari bukan untuk kampanye, tetapi batik untuk dipakai sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Momen Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 dimanfaatkan oleh pengusaha batik asal Laweyan, Solo, Gunawan Muhammad Nizar. Pemilik toko Batik Putra Laweyan tersebut memproduksi batik dengan motif dua jari.

Pose dua jari sering digunakan kampanye untuk mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. "Saya sering lihat simbol-simbol itu dimana-mana. Sebenarnya seperti ide-ide motif batik saya yang lain kebetulan momennya pas, saya pikir tidak ada salahnya saya bikin batik," terangnya saat ditemui wartawan di toko Batik Putra Laweyan, Jumat (8/3).

Baca Juga

photo
Perajin batik memproduksi batik cap dua jari di toko Batik Putra Laweyan di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jumat (8/3). Toko batik milik Gunawan Muhammad Nizar tersebut memproduksi batik dua jari bukan untuk kampanye, tetapi batik untuk dipakai sehari-hari.

Meski demikian, alasan Gunawan memproduksi batik motif tersebut bukan untuk kampanye. Melainkan untuk dipakai sehari-hari. Gunawan menyebut motif batik tersebut batik SAS yang merupakan singkatan simbol akal sehat. Sebutan itu mengikuti ide dari pengamat politik Rocky Gerung yang kerap menyebut simbol akal sehat.

Dia menyatakan, ada banyak sebutan dari masyarakat untuk motif batik tersebut. Ada yang menyebut batik dua jari, batik kemenangan atau victory, dan ada yang menyebut batik simbol akal sehat. "Sah-sah saja terserah mereka. Cuma saya berharap motif ini nanti jadi abadi kayak motif-motif batik yang lain," harapnya.

Proses pembuatan batik motif dua jari tersebut melalui cap dengan dikombinasi batik colet. Awalnya, perajin mengecap kain putih polos dengan cap motif dua jari. Selanjutnya, proses pewarnaaan dengan warna biru. Setelah itu, perajin batik mencolet-colet batik tersebut dengan motif truntum. Proses pembuatan batik tersebut dilakukan di bagian belakang toko Batik Putra Laweyan.

photo
Perajin batik memproduksi batik cap dua jari di toko Batik Putra Laweyan di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jumat (8/3). Toko batik milik Gunawan Muhammad Nizar tersebut memproduksi batik dua jari bukan untuk kampanye, tetapi batik untuk dipakai sehari-hari.

"Sebetulnya batik itu kalau tidak diamati sekali juga tidak seperti batik untuk kampanye, itu bisa dipakai untuk acara-acara apa aja. Dan warnanya kasual biru bisa dikombinasi dengan bawahan jins," jelasnya.

Gunawan menyatakan, batik tersebut baru diluncurkan pekan lalu. Beberapa tokoh juga sudah memakai batik tersebut. Dia mengaku sudah menerima sejumlah pesanan batik motif dua jari. Bahkan, pesanan juga datang dari luar daerah seperti Lombok, Kalimantan Selatan, dan Batam.

Dalam satu hari, Gunawan bisa memproduksi sekitar 30 meter batik per orang dengan motif dua jari tersebut. Terkait harga, dia menjual secara eceran di toko per dua meter untuk kain seharga Rp 150 ribu. Sedangkan yang sudah berbentuk kemeja dijual seharga Rp 175 ribu. "Jadi harga dengan kombinasi batik cap dengan tulis itu sangat ekonomis sekali," ucapnya.

Seorang pembeli, Trin Irawati (45), mengaku membeli karena tertarik dengan motif tersebut. "Motifnya unik dan salah satu simbol akal sehat," ujar warga Solo tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement