Jumat 08 Mar 2019 06:41 WIB

Emil Dardak Sebut Perempuan Aset Nasional yang Besar

Potensi perempuan harus terus dikembangkan untuk membangun negara.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Dardak.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Dardak.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim), Emil Dardak, menyebut, perempuan sebagai aset nasional yang besar. Untuk itu, potensi perempuan harus terus dikembangkan untuk membangun negara.

Baca Juga

“Dan keterlibatan perempuan dalam segala aspek kehidupan menjadi salah satu syarat dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkeadilan," kata Emil dalam talkshow Peringatan Hari Perempuan Internasional, di UMM, belum lama ini.

Menurut Emil, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan perempuan di 2016. IPM laki sebesar 74,23 sedangkan perempuan sekitar 67,34. Dengan kata lain, ketidaksetaraan masih berlangsung hingga kini.

Pemerintah Daerah (Pemda) sendiri, sambung Emil, dalam hal ini pemerintah Jawa Timur berada pada garis terdepan dalam pembangunan yang berkeadilan. Sebab, salah satu urusan pemerintahan itu meningkatkan kedudukan dan peran serta perempuan. Dalam hal ini pada aspek pembangunan serta program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender.

Emil tak menampik, budaya bangsa Indonesia terutama Jawa Timur, masih menganut patriarki. Hal ini berarti masih mengutamakan garis keturunan dari bapak. Dari sisi ini, pihaknya berusaha menyeimbangkan peran perempuan dan laki-laki.

"Namun tanpa menghilangkan budaya yang ada, dan tentunya hal ini tidaklah mudah,” kata Emil.

Kesetaraan gender sendiri, ia melanjutkan, merupakan hak asasi sebagai manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan menentukan pilihan hidup. Hal ini tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. 

Melihat fakta tersebut, Emil menegaskan, perempuan dan laki-lakk dapat diseimbangkan dari beberapa segi. Mereka bisa dilihat dari pendidikan, politik, kesehatan, ekonomi maupun ketenagakerjaan.

Emil berpendapat, kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama persis tanpa pertimbangan selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement