Jumat 08 Mar 2019 05:31 WIB

Pecalang Lakukan Patroli Saat Malam Nyepi

Patroli dilakukan untuk menjamin keamanan dan kelancaran Nyepi.

Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali melakukan patroli malam di Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1941 di wilayah Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Kamis (7/3/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali melakukan patroli malam di Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1941 di wilayah Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Kamis (7/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali di wilayah Desa Adat Tuban, Badung, Bali, melakukan patroli berkeliling wilayah setempat saat malam Hari Raya Nyepi tahun Saka 1941.  Patroli malam ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu yang saat ini sedang menjalankan brata penyepian.

Bendesa Adat Tuban, I Wayan Mendra mengatakan, patroli malam sejak Kamis (7/3) malam hingga Jumat (8/3) dini hari itu dilakukan khususnya untuk memastikan kondisi lampu penerangan rumah warga, termasuk penerangan kamar-kamar hotel yang dihuni wisatawan telah dipadamkan.

Baca Juga

"Hal itu berkaitan dengan salah satu catur Brata penyepian yaitu, 'amati geni' atau tidak menyalakan api termasuk menyalakan lampu selama Hari Raya Nyepi," katanya di Badung, Kamis malam.

Selain itu, patroli dilakukan untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kriminalitas yang dapat terjadi saat Hari Raya Nyepi.

"Jadi, kami juga mengantisipasi tindak kriminalitas seperti kalau ada penyusup yang masuk ke wilayah desa kami dengan niat melakukan perbuatan kriminal," katanya.

Saat melakukan patroli di malam Nyepi itu, Pecalang setempat juga melakukan penjagaan terhadap sejumlah umat Muslim yang melakukan ibadah Shalat Isya berjamaah di Masjid Agung Asasuttaqwa.

Saat Hari Raya Nyepi, umat Islam di wilayah itu diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah dengan kondisi penerangan yang minim serta tidak menggunakan pengeras suara.

"Mereka juga tidak diperkenankan menggunakan kendaraan bermotor. Oleh karena itu biasanya yang beribadah hanya warga yang tempat tinggalnya berada di dekat kawasan masjid," ujarnya.

Haji Hanafi, seorang warga yang menjalankan ibadah di masjid tersebut mengatakan, setiap Hari Raya Nyepi pihak desa selalu memberikan toleransi bagi umat Muslim yang akan melakukan kegiatan peribadatan seperti salat berjamaah di masjid

"Alhamdulillah ibadah bisa lancar dan tidak terganggu, kami juga tetap saling menghargai dan menghormati umat Hindu saat Hari Raya Nyepi dengan tidak menggunakan pengeras suara serta lampu penerangan yang minim," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement