REPUBLIKA.CO.ID, ACEH JAYA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, berkunjung ke Aceh dalam rangkaian kegiatan Safari Politik Kebangsaan X di Aceh, pada Rabu hingga Sabtu, 6-9 Maret 2019. Dalam kunjungan itu, ia mengatakan, pembangunan di Aceh menjadi salah satu prioritas selama bagi Presiden Joko Widodo selama empat tahun pemerintahannya.
"Apalagi, Pak Jokowi setelah lulus kuliah memulai karirnya dengan bekerja di Aceh selama sekitar tiga tahun," kata Hasto Kristiyanto saat bersilaturrahim di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah (Budi) di Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Rabu (6/3).
Menurut Hasto, Joko Widodo juga sangat memperhatikan pondok pesantren. Hal ini terbukti dari program-programnya adalah membentuk Komite Keuangan Nasional Syariah (KKNS), dan membentuk bank wakaf mikro di pondok pesantren.
"Saat ini Pemerintah dan DPR juga sedang membahas RUU Pondok Pesantren, agar pendidikan di pondok pesantren lebih mendapat perhatian," katanya.
Pada kegiatan tersebut, Hasto Kristiyanto, didampingi oleh Wakil Ketua MUI KH Lukmanul Hakim yang merupakan Utusan Khusus KH Ma'ruf Amin. Pendamping lainnya, Ustadz Ali Assegaf, Habib Sholeh Al Muhdar, H Zainal Arifin, caleg PDIP Zuhairi Misrawi dan Ramon Dony Adam.
KH Lukmanul Hakim menjelaskan, capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, mencintai Islam dan sangat peduli terhadap keumatan. Menurut Lukmanul Hakim, Presiden Jokowi, yang menetapkan Hari Santri sebagai Hari Besar Nasional.
"Itu menunjukkan Presiden Jokowi sangat peduli dengan Islam dan Santri. Presiden mengangkat derajatnya santri ke level yang tinggi," katanya.
Presiden Jokowi, kata dian memilih pendampingnya sebagai cawapres juga dari ulama, yakni Kiai Ma'ruf. "Ini menunjukkan Pak Jokowi mencintai Islam dan ulama," katanya.
Zuhairi Misrawi menambahkan, Presiden Jokowi tercatat sebagai presiden yang paling banyak mengunjungi pondok pesantren dan membangun pesantren. Sebelum membuat program bank wakaf mikro, kata dia, Jokowi sudah lebih dulu membuat program rusunawa pesantren.
Presiden Jokowi, kata dia, juga membuat program Indonesia santri yakni beasiswa untuk santri. "Jadi tidak benar kalau ada isu-isu negatif Pak Jokowi tidak cinta Islam atau Pak Jokowi akan menghapus pelajaran agama, dan sebagainya," katanya.