REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Lautan manusia berkumpul di kawasan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melakukan parade ogoh-ogoh menyambut hari raya Nyepi. Hujan yang sempat mengguyur Ibu Kota NTB tersebut tidak menyurutkan semangat umat Hindu dan masyarakat di Lombok menggelar dan menyaksikan parade tersebut.
Kreativitas ogoh-ogoh yang dikemas dalam berbagai karya seni berbentuk patung selalu menarik perhatian masyarakat Lombok dan juga wisatawan. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Mataram Ida Made Santi Yadnya mengajak seluruh peserta parade mengikuti pedoman dan tidak melakukan hal-hal negatif seperti mabuk-mabukan, menampilkan unsur pornografi, dan juga menghindari adanya atribut partai politik dan pesan-pesan politik.
"Para peserta harus benar-benar memaknai pawai ogoh-ogoh menyambut hari raya Nyepi dan tetap menjaga kebersihan lingkungan," ujar Made di Cakranegara, Mataram, NTB, Rabu (6/3).
Made berharap parade ogoh-ogoh dan perayaan hari raya Nyepi juga memberikan pesan selalu menjaga kerukunan antarumat beragama yang selama ini berlangsung dengan baik di Lombok. Made melanjutkan, parade ogoh-ogoh yang mengundang daya tarik bagi wisatawan bisa memberikan kontribusi bagi sektor pariwisata Lombok pascagempa.
"Semoga kita bisa ikut berkontribusi mendukung semangat Lombok bangkit pascagempa dan berpedoman selalu pada motto Kota Mataram yang maju, religius, dan berbudaya," kata Made.
Ogoh-Ogoh. Parade Ogoh-Ogoh di kawasan Cakranegara, Kota Mataram, NTB, Rabu (6/3).
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengatakan toleransi dan keharmonisan antarumat beragama di Mataram selama ini telah terjaga dengan baik. Ahyar menyampaikan, Mataram merupakan kota yang secara komposisi penduduk sangat heterogen, baik dari agama dan suku.
"Suasana seperti yang harmonis ini harus kita pelihara karena umat Hindu bagian dari masyarakat yang memberikan kontribusi bagi kemajuan di Mataram," ujar Ahyar.
Ahyar berpesan umat Hindu di Mataram benar-benar melaksakan Catur Brata yang terdiri atas amati geni (tidak menghidupkan sumber cahaya), amati karya (tidak beraktivitas atau bekerja), amati lelungan (tidak bepergian keluar rumah), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan) dengan khidmat.
"Tidak menyalakan api, api tidak boleh menyala, terutama api yang ada dalam diri kita harus bisa padam. Amati lelanguan, tidak ada hiburan supaya khidmat, tidak ada liburan atau keluar, tapi juga jangan main hape," kata Ahyar.
Ahyar juga mengajak masyarakat Mataram yang tidak melakukan Nyepi untuk mendukung dan menjaga kondusivitas agar pelaksanaan Nyepi bisa berjalan lancar.
Ogoh-Ogoh. Parade Ogoh-Ogoh di kawasan Cakranegara, Kota Mataram, NTB, Rabu (6/3).