Rabu 06 Mar 2019 00:17 WIB

Paslon 01 dan 02 Unggul di Segmen Tertentu Pemilih Muslim

Salah satu kantong suara disurvei LSI Denny JA adalah pemilih Muslim.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Momentum Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 dimanfaatkan oleh Iwan Awiryawan (41) untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Warga Jajar RT 02 RW 06, Laweyan, Solo, tersebut membuat kerajinan action figur dari para calon presiden yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. 
Foto: Republika/Binti Sholikah
Momentum Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 dimanfaatkan oleh Iwan Awiryawan (41) untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Warga Jajar RT 02 RW 06, Laweyan, Solo, tersebut membuat kerajinan action figur dari para calon presiden yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin dan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling mengungguli di segmen pemilih muslim yang menilai baik-buruknya ekonomi saat ini. Jokowi-Ma'ruf unggul di segmen pemilih Muslim yang menilai ekonomi saat ini dalam kondisi baik.

"Di kalangan pemilih Muslim, Jokowi-Amin unggul di pemilih yang menilai ekonomi baik. Prabowo-Sandi unggul di segmen pemilih Muslim yang menilai ekonomi buruk," ujar peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, pada pemaparannya di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3).

Ardian menjabarkan, di pemilih Muslim yang menilai kondisi ekonomi baik, Jokowi-Amin unggul dengan didukung sebanyak 67,1 persen, sedangkan Prabowo-Sandi didukung 23,8 persen. Di pemilih Muslim yang menilai kondisi ekonomi buruk, Prabowo-Sandi unggul didukung sebanyak 63,7 persen, Jokowi-Amin didukung 26,3 persen.

Namun, jika dilihat dari segmen pemilih Muslim secara umum, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul 22,1 persen dari pasangan Prabowo-Sandi. Survei ini memperlihatkan, sebanyak 55,7 persen pemilih Muslim memilih Jokowi-Ma'ruf dan 33,6 persen pemilih memilih Prabowo-Sandi.

"Sebanyak 0,7 suara tidak sah, dan 10 persen menyatakan rahasia/belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab," kata Ardian.

Berdasarkan survei pada Februari 2019 ini, komposisi pemilih muslim sebanyak 87,8 persen. Sisanya, sebanyak 12,2 persen adalah pemilih nonmuslim. Karena jumlahnya tersebut, pemilih non-Muslim LSI Denny JA sebut sebagai pemilih minoritas. Non-Muslim di sini mengacu kepada penganut agama diluar Islam.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 71 persen pemilih Muslim menilai ekonomi dalam keadaan baik. Sebanyak 24,9 persen menyatakan ekonomi dalam keadaan buruk dan 4,1 persen menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.

"Mayoritas pemilih Muslim menilai ekonomi dalam keadaan baik. Tetapi yang menilai ekonomi dalam kondisi buruk lebih besar 15,4 persen dibanding pemilih minoritas," jelas dia.

Survei ini dilakukan pada tanggal 18-25 Februari 2019 dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.

"Margin of error survei ini adalah 2,9 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisis survei," ungkap Ardian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement