REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei nasional terbaru lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan dukungan organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin terus mengalami peningkatan. Selama enam bulan terakhir, kenaikan itu mencapai dua persen.
"Dukungan NU terhadap Jokowi-Ma'ruf berada di angka 62,1 persen pada Agustus 2018, sementara pada Februari 2019 di angka 64,1 persen," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam pemaparan hasil survei di Jakarta, Selasa (5/3).
Hasil itu diperoleh LSI mengacu survei yang dilakukan 18-25 Februari 2019. LSI melakukan survei dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dan "margin of error" survei plus minus 2,9 persen.
[Ilustrasi] Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Sandiaga Uno (kedua kanan) serta Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional Amien Rais (kanan) berfoto bersama saat konsolidasi nasional Aliansi Pencerah Indonesia (API) bersama eksponen Muhammadiyah di Jakarta, Ahad (3/3/2019). (ANTARA)
Dari 1.200 responden itu, 49,5 persen mengaku sebagai warga NU dan Muhamamdiyah 4,3 persen, PA 212 0,7 persen, FPI 0,4 persen, ormas lain 1,3 persen. Selain itu, tidak merasa tergabung dalam ormas 35,0 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 8,8 persen.
Ardian menyampaikan meningkatnya dukungan NU bagi Jokowi-Ma'ruf otomatis berdampak pada menurunnya dukungan NU bagi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dukungan NU untuk Prabowo-Sandi turun 1,1 persen selama enam bulan terakhir.
Dukungan NU kepada Prabowo-Sandi yang awalnya 29,3 persen pada Agustus 2018, turun menjadi 28,2 persen pada Februari 2019. Kendati demikian, survei menunjukkan Prabowo-Sandi memeroleh kenaikan dukungan dari ormas Islam selain NU, seperti PA 212, FPI, dan Muhammadiyah.