Selasa 05 Mar 2019 07:05 WIB

PKS: Kekuatan Perempuan di Legislatif Harus Ditambah

Politikus PKS menilai mungkin banyak isu perempuan tak terpikirkan oleh laki-laki.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi sidang di parlemen.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Ilustrasi sidang di parlemen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Siti Muntamah Oded mendorong kekuatan perempuan di legislatif. Keterwakilan perempuan sebagai wakil rakyat harus ditambah agar bisa menyuarakan aspirasi perempuan dalam isu-isu perlindungan perempuan dan keluarga.

Siti Muntamah mengatakan kehadiran perempuan di parlemen dapat memerinci poin-poin penting untuk menghasilkan produk legislasi yang lebih detail. Ia menilai selama ini mungkin banyak isu perempuan yang tidak terpikirkan oleh laki-laki.

"Contohnya, pentingnya kita meningkatkan akses keilmuan keluarga bagi perempuan. Itu sepertinya memang harus dihadirkan,” ujar Siti atau akrab disapa Umi ini dalam siaran persnya, Senin (4/3).

Istri dari wali kota Bandung Oded M Danial itu menjelaskan, bonus demografi menuntut agar pembangunan keluarga harus diperhatikan. Umi menyebutkan isu terkait hak dan perlindungan keluarga dan perempuan yang harus diperjuangkan, yakni regulasi mengenai perlindungan anak dan ibu dalam gerakan penyelamatan seribu hari pertama kehidupan.

Selain itu, akses perempuan sehat, perempuan berkualitas, hingga perempuan yang mampu mengelola keluarganya. Ia juga berpendapat pondasi agama dan keimanan masih harus dikelola untuk membentuk tatanan keluarga yang baik.

“Akses perlindungan untuk perempuan dan anak yang hari ini sedang diuji, mau kekerasan, kejahatan, yang perlu terus kita kaji. Dengan memberikan kebebasan kepada anak-anak bukan berarti bebas seluas-luasnya. Norma tetap perlu hadir, norma agama dalam keluarga perlu ada,” kata dia.

Selain kekuatan di parlemen, kata dia, anggota dewan perempuan juga harus didukung jaringan di akar rumput. Dari jaringan itu, aspirasi akan banyak mengemuka untuk diperjuangkan di parlemen.

Misalnya, ia mengaku mendapatkan program pembelajaran keluarga melalui jaringan yang ia kelola lebih dari 5 tahun. Ia menambahkan ini juga cukup memberikan efek yang signifikan dalam menjaga kualitas keluarga bagi perempuan yang tergabung dalam Sekolah Ibu.

"Kami jalankan bertahun-tahun dan melibatkan lebih dari 4 ribu orang. Apalagi ditambah amanah Pusat Pembelajaran Keluarga. Kami (juga) akan bentuk Sekolah Ayah,” tutur Umi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement