Ahad 03 Mar 2019 17:56 WIB

PT NSHE Klaim Proyek PLTA tak Ganggu Habitat Orangutan

Areal proyek yang dikelola hanya seluas 122 hektare.

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Materi PLTA Batang Toru 28 Februari 2019
Foto: dok. PT Intermatrix Communications
Materi PLTA Batang Toru 28 Februari 2019

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pihak pengelola proyek PLTA Batangtoru yakni PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE) mengklaim proyek pembangunan PLTA tersebut tak mengganggu habitat orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis). Alasannya, areal proyek yang dikelola pihaknya hanya sebatas 122 hektare saja dari total luas yang diizinkan pemerintah yakni seluas 163 ribu hektare.

Lebih dari itu, menurut Senior Advisor bidang lingkungan PT NSHE, Agus Joko Ismanto, habitat orangutan tapanuli biasanya berada di ketinggian di atas 700 di bawah permukaan laut (dpl). "Sedangkan posisi proyek kami berada di atas ketinggal sekitar 400an dpl," ujarnya kepada wartawan baru-baru ini.

Meski demikian, katanya, dia tak menampik jika masih ada kekhawatiran jika proyek senilai 1,6 miliar dolar AS itu bakal merusak aspek lingkungan sekitar. Menurutnya berbagai kajian ilmiah sudah dilakukan pihaknya dengan melibatkan sejumlah perguruan tinggi. " Kita siapkan juga areal riset dan penelitian jangka panjang di atas lahan seluas 32 hektare untuk pelestarian eskositem di Batangtoru," ujarnya.

Menurut Senior Executive for External Relation PT NSHR, Firman Taufik, proyek PLTA Batangtoru adalah model proyek yang tak menggunakan areal yang sangat luas. Proyek yang nantinya menghasilkan listrik sebesar 510 MW ini pada akhirnya akan mengurangi penggunaan pembangkit listrik berdaya diesel. Sehingga, katanya, proyek ini akan mengurangi emisi karbon yang dicanangkan pemerintah sebesar 29 persen pada 2030 mendatang. "Proyek ini berkontribusi pada pengurangan 1,6 mega ton per tahun atau sekitar 4 persen dari target nasional. Juga penghematan devisa hingga US 400 juta per tahun," ujarnya.

photo
Aksi Penolakan PLTA Batang Toru: Aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut mengenakan kostum dan topeng bergambar Orangutan Tapanuli saat berunjuk rasa di Konjen China Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/3/2019).

Diinformasikan, aksi menentang pembangunan proyek ini masih terus berjalan. Pada Jumat (1/3), aksi digelar Konsulat Jenderal China dan beberapa hari aksi serupa dilakukan Walhi Sumut di depan kantor Bank of China. Walhi berpandangan keberadaan PLTA itu mengancam lingkungan di sekitarnya, termasuk habitat orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis). Padahal jumlah satwa itu di hutan Batangtoru diperkirakan tidak sampai 800 individu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement