REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Banjar, Jawa Barat, menunjukkan komitmen ormas Islam ini untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini. Dalam Munas, yang digelar di Ponpes Miftahul Huda Alazhar, itu dihasilkan beberapa keputusan penting, di antaranya pengharaman membuang sampah sembarangan, pengharaman bisnis multi level marketing (MLM), dan pengelolaan sampah plastik secara terpadu dengan memasukan nilai-nilai budaya.
"Keputusan-keputusan itu bukan saja menunjukkan komitmen besar NU dalam usaha meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga memecahkan masalah global," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Joko Widodo-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, Sabtu (2/3).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, putusan Munas NU menunjukkan bahwa organisasi ini begitu responsif terhadap terhadap persoalan zaman. Menurutnya, NU dengan tradisi kajian fiqih yang matang dan ketat tetap mampu melebur dengan perkembangan zaman.
"NU bukan hanya berjalan selaras dengan negara, tetapi juga mewarnai perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita," ujarnya.
Pada acara pembukaan Munas NU, Presiden Jokowi hadir, sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir di acara penutupan. Menurut Karding, kehadiran pemimpin negara ini kian memantapkan komitmen pemerintah di dalam membangun masyarakat yang religius serta keberpihakan kepada kelompok alim ulama.
"Pak Jokowi akan terus menjaga komitmennya di dalam mendorong citra Islam rahmatan lil'alamin yang bukan saja memberi kebaikan bagi umat Islam, tapi juga bagi seluruh manusia dan alam semesta," tambahnya.