Sabtu 02 Mar 2019 10:28 WIB

Merapi Tujuh Kali Luncurkan Awan Panas Sabtu Pagi

Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Merapi Tujuh Kali Luncurkan Awan Panas Sabtu Pagi
Foto: Dok BPPTKG
Merapi Tujuh Kali Luncurkan Awan Panas Sabtu Pagi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi kembali mengeluarkan material awan panas pada Sabtu (2/3) pagi. Awan panas terjadi masing-masing pukul 04.51, 04.54, 05.03, 05.10 dan 05.10.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, awan panas guguran kembali terjadi pada 05.33 dan 05.40. Kali ini, jarak luncur awan panas berkisar 800-900 meter.

"Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu, sehingga warga Merapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Sabtu (2/3).

Secara meteorologi, cuaca sekitaran dilaporkan cerah dan berawan. Angin bertiup lemah-sedang ke arah barat dan barat daya. Suhu udara 16-20,5 derajat celcius, kelembaban udara 65-99 persen dan tekanan udara 836-943 milimeter mercury.

Untuk visual, Gunung Merapi tampak jelas dengan diselimuti kabut pagi. asap kawah teramati berwarna putih dengna intensitas tipis, sedang hingga tebal dan tinggi 50-50 meter di atas puncak.

Terkait kegempaan, awan panas guguran terjadi tujuh kali dengan amplitudo 52-69 milimeter berdurasi 56-190 detik. Guguran terjadi 21 kai dengan amplitudo 3-46 milimeter berdurasi 11-93 detik.

Hembusan terjadi 14 kali dengan amplitudo 2-6 milimter berdurasi 11-30 detik. Gempa frekuensi redah terjadi tiga kali dengan amplitudo 2-4 milimeter durasi 11-30 detik.

Gempa fase banyak satu kali, amplitudo lima milimeter durasi tujuh detik. Gempa vulkanik dangkal satu kali beramplitudo 53 milimeter berdurasi 13 detik, dan tektonik jauh satu kali beramplitudo tujuh milimeter berdurasi 60 detik.

"Awan panas guguran di Gunung Merapi berjarak luncur maksimum dua kilometer," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Heru Suparwaka, melaporkan.

Atas luncuran ini, BPPTKG masih menetapkan status waspada. Kegiatan pendakian Gunung Merapi tidak direkomendasikan kecuali kepentingan penyelidikan dan penelitian yang terkait mitigasi bencana.

Radius tiga kilometer dari puncak masih diminta dikosongkan dari aktivitas penduduk. Berhubung sudah terjadi beberapa awan panas guguran, masyarakat yang tinggal di alur Kali Gendol dimohon meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi. Tapi, masyarakat turut diminta tidak mudah terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement