REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan kritiknya pada sistem pemilu serentak yang diterapkan dalam Pemilu 2019. Menurut dia, Pemilihan Presiden yang dilakukan secara serentak dengan Pemilihan Legislatif tidak efektif untuk sistem politik di Indonesia.
Ia mengatakan, dampak dilakukannya pemilu serentak hanya partai pengusung utama calon presiden (capres). Partai yang tak memiliki capres tidak akan mendapatkan efek elektoral yang besar.
"Jika kondisi ini berlanjut di masa depan, bukan tidak mungkin era multipartai akan berakhir, dan menyisakan hanya dua partai besar, seperti di Amerika Serikat," kata dia dalam pidato politiknya di Djakarta Theater, Jumat (1/3).
Menurut dia, Indonesia belum siap dan juga belum tentu cocok mengadopsi sistem kepartaian model Amerika Serikat tersebut. Sistem multipartai, lanjut dia, merupakan pilihan yang paling rasional. Ia mengatakan, multipartai melambangkan kemajemukan dan latar belakang historis bangsa.
Karena itu, setelah Pemilu 2019, Partai Demokrat akan melakukan dialog untuk membangun konsensus nasional tentang sistem politik apa yang paling cocok bagi bangsa Indonesia di masa mendatang. "Kepada Presiden mendatang, Partai Demokrat merekomendasikan untuk mengkaji kembali sistem kepartaian dalam kehidupan berdemokrasi kita," tegas dia.