REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendeteksi titik api di Papua selama tiga tahun terakhir. Meskipun demikian, saat ini masih dilakukan investigasi untuk mengetahui lebih jauh penyebab munculnya titik api tersebut.
Kasubdit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Radian Bagiyono memperkirakan kebakaran akan semakin intens. Salah satu yang diduga menjadi penyebab adalah budaya masyarakat setempat yang menyalakan api di tanah lapang ketika cuaca panas.
"Misalnya orang sedang berburu dan menyalakan api. Tapi kita mesti membuat investigasi lagi sebenarnya penyebabnya apa," kata Radian.
Ia pun mengatakan, pihaknya sudah melakukan penjajakan untuk membuka daerah operasional pengendalian api di Papua. Sebab, sebelumnya tidak ada titik api yang pernah terdeteksi di Papua.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia memiliki delapan wilayah yang dipantau karena kerap kali terjadi kebakaran hutan. Empat berada di Sumatera yaitu Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan Sumatera Utara, empat lainnya berada di Kalimantan daerah Kalimantan Barat, Tengah, Selatan, dan Timur.
Saat ini, BNPB telah memiliki peta lahan gambut. Pada masa curah hujan yang rendah, lahan gambut tersebut akan terus dipantau sebab kebakaran hutan biasanya terjadi di lokasi yang sama.