Kamis 28 Feb 2019 18:25 WIB

TKN akan Keluarkan Banyak Program di Sisa Masa Kampanye

TKN akan mengeluarkan banyak program untuk memenangkan Jokowi-Maruf.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Pendaftaran Calon Presiden Jokowi. Pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo (tengah kiri) dan Maruf Amin menyerahkan berkas pendaftaran kepada Ketua KPU Arief Budiman (kedua kanan) di KPU Pusat, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Pendaftaran Calon Presiden Jokowi. Pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo (tengah kiri) dan Maruf Amin menyerahkan berkas pendaftaran kepada Ketua KPU Arief Budiman (kedua kanan) di KPU Pusat, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin akan banyak mengeluarkan program di 47 hari terakhir sebelum pencoblosan pemilihan presiden (pilpres) 2019. Salah satunya, TKN Jokowi-Maruf Amin membentuk juru bicara (jubir) milenial.

"Kita punya jubir milenial yang akan menjawab keragu-raguan pemilih di level pemula. Karena pertama tentu teman-teman yang ada di barisan kita ini milenial dengan background yang kuat," ujar salah satu Jubir TKN Jokowi-Maruf, Arief Rosyid dalam diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (28/2).

Selain membentuk jubir milenial, Arief mengatakan TKN masih memiliki banyak program yang akan diluncurkan pada sisa 47 hari menjelang Pemilu 2019 dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang. "Kita masih punya banyak program yang akan kita luncurkan di 47 hari tearkhir ini. Dua debat terakhir itu menunjukkan kelas 01 dan 02 itu jauh kapasitas pengalaman dan sebagainya.

Arief juga optimistis Jokowi-Maruf akan memenangi Pilpres 2019. Sebab, berdasarkan hasil survei terbaru, elektabilitas antara pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dengan penantangnya terpaut jarak yang cukup jauh.

"Tentu kita optimistis dengan tim 01, Insya Allah akan tambah jarak yang ada," ucapnya.

"Mereka berharap dengan swing voters dan undecided voters yang sekitar 14 persen. Tapi saya kira itu mimpi saja karena saya baru datang dengan program-program baru," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengatakan, terdapat beberapa ketidakpastian yang harus diwaspadai oleh para pasangan calon presiden dan wakil presiden. Setidaknya ada lima ketidakpastian yang masih ada jelang Pemilu 2019 yang akan berlangsung 47 hari lagi.

"Ada ketidakpastian di depan yang akan terjadi. Harus diwaspadai kedua kandidat," ungkap Arya dalam pemaparannya pada diskusi yang dilaksanakan di wilayah Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/2).

Arya menjelaskan, ketidakpastian yang pertama ada pada level kandidat. Menurutnya, kedua kandidat, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto, sama-sama masih memiliki rasa ketidakpercayadirian meski dari berbagai survei disebutkan ada jarak 15-20 persen angka elektabilitas.

"Karena sekarang banyak pertanyaan apakah Jokowi akan menang lagi atau Prabowo akan kalah. Di 02, mereka bertarung dengan waktu terbatas, 47 hari, di tegah gap tinggi, ini tentu tidak mudah," jelasnya.

Ketidakpastian yang kedua, kata dia, ada di level pemilih. Arya melihat, masyarakat sebagai pemilih itu tidak bisa diprediksi, terutama di tiga segmen pemilih, yakni pemilih milenial, pemilih perempuan, dan pemilih dari komunitas Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement