Jumat 01 Mar 2019 02:00 WIB

Sleman Kuatkan Komitmen Lestarikan Budaya Jawa

Terdapat 12 desa budaya di Kabupaten Sleman.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Pementasan Wayang Gedhog di Yogyakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Ririn Liechtiana
Pementasan Wayang Gedhog di Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman terus melakukan langkah-langkah pelestarian budaya Jawa. Bulan ini, komitmen itu diwujudkan melalui pengukuhan Pendamping Desa Budaya dan Paguyuban Pranatacara Kabupaten Sleman masa abdi 2019-2022.

Pada Senin (25/2) lalu, sebanyak 17 Pendamping Desa Budaya melakukan tatap muka dengan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan kerja sama Pendamping Desa Budaya dan Dinas Kebudayaan.

Baca Juga

Terlebih, Pendamping Desa Budaya memiliki tugas pendampingan terhadap desa-desa budaya di Kabupaten Sleman. Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 262/KEP/2016, terdapat 12 desa budaya di Kabupaten Sleman.

Tugasnya meliputi peta budaya, profil budaya, pendampingan pengurusan Nomor Induk Kebudayaan (NIK) sampai publikasi situs. Kepala Disbud Kabupaten Sleman, Aji Wulantara, mengaku menaruh harapan khusus kepada Pendamping Desa Budaya.

Utamanya, untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dalam pemajuan kebudayaan sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan. Aji berharap, kehadiran pendamping membuat pembangunan kebudayaan mencapai hasil optimal.

"Para pendamping mempunyai kedudukan strategis yaitu dekat dengan masyarakat, dan dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan masyarakat harus berpedoman kepada kebudayaan yang hidup di masyarakat," kata Aji, Rabu (27/2).

Untuk itu, dalam implementasi kebudayaan diperlukan sejumlah konsep. Mulai konsep kecamatan sebagai pusat kebudayaan, desa berbudaya sampai masyarakat berbudaya untuk tingkat padukuhan (setingkat di bawah kelurahan).

Terpisah, Kabupaten Sleman baru saja melantik 18 orang pengurus baru Paguyuban Pranatacara. Pekan lalu, mereka telah dikukuhkan Bupati Sleman di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman untuk masa pengabdian 2019-2020.

Aji menilai, pengukuhan itu dapat menjadi wadah berhimpunnya para profesi pranatacara yang utamanya pranatacara kegiatan tradisi Jawa. Ia melihat, pranatacara sendiri merupakan profesi yang sangat menjanjikan.

"Namun, juga harus mengikuti perkembangan masyarakat yang ada, sehingga melalui paguyuban tersebut dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk saling menguatkan dan bertukar informasi," ujar Aji.

Ia berharap, melalui Paguyuban Pranatacara itu para pengurus yang baru dapat memberikan kontribusi lebih membuikan produk-produk kebudayaan. Terutama, yang terkait tradisi-tradisi Jawa yang ada di Kabupaten Sleman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement