REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menyebut penolakan yang menimpa calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno sebagai bentuk ketertekanan. Dia menilai, warga yang menolak sepertinya merasa lelah dengan narasi yang dibangun kubu Prabowo Subianto-Sandiaga.
"Mereka ditakut-takuti, akhirnya mereka juga merespons bahwa mereka nggak mau ditakut-takuti. Sudahlah kita mau hidup normal, kita mau tetep ada pemilu," kata Erick Thohir di Jakarta, Kamis (28/2).
Erick mengatakan, pemilu merupakan ajang demokrasi lima tahunan. Karena itu, mantan direktur utama Inter Milan ini melanjutkan, masyarakat nusantara secara bersama-sama harus memperjuangan Indonesia untuk terus maju.
Bos Mahaka Grup ini mengungkapkan, NTT merupakan basis pendukung yang kuat sekali bagi pasangan calon 01. Dia mengatakan, itulah sebabnya para pedagang tidak ingin kegiatan perekonomian mereka terganggu. "Saya rasa ini hal yang harus kita hormati," katanya.
Kunjungan cawapres nomor urut 02 di Tempat Pelelangan Ikan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (26/2) sempat diwarnai keributan. Peristiwa itu terjadi, lantaran sejumlah massa pendukung Prabowo-Sandiaga Uno berkerumun tepat di depan tempat jualan salah seorang pedagang ikan.
Sandiaga menjelaskan jika kericuhan terjadi bukan merupakan penolakan dirinya untuk kampanye di daerah tersebut. Dia mengatakan, pedagang marah lantaran banyaknya pendukung Prabowo-Sandi yang berkumpul dan menutupi dagangannya itu.