REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai-partai pendatang baru di pemilu 2019 dinilai harus bekerja keras dalam kampanye. Upaya tersebut demi meningkatkan elektabilitas.
Hal ini mengingat Pemilu tidak lama lagi digelar dalam penyelenggaraan pesta demokrasi 5 tahunan tersebut. “Kerja di grassroot,” kata Hendri.
Terkait popularitas Perindo, kata dia, sebagai partai pendatang baru dipengaruh sejumlah faktor. Salah satunya, figur Hary Tanoesoedibjo.
“Hal itu yang mendorong popularitas Perindo berada di atas parpol baru lainnya,” paparnya, dalam siaran persnya, Selasa (26/2). Hendri menilai Hary memiliki kepribadian yang ramah di masyarakat.
Selain itu, partai pemilik nomor urut 9 pada Pemilu 2019 itu sangat kental dikenal masyarakat melalui media, termasuk media sosial. Faktor-faktor tersebut diyakini kian meningkatkan elektabilitas partai politik yang menginjak usia 4 tahun tersebut.
Peneliti senior LSI Rully Akbar mengatakan pemilih di Indonesia dapat disederhanakan menjadi enam kantong suara. Di antaranya kantong pemilih Muslim, minoritas, milenial, wong cilik, emak-emak, dan kalangan terpelajar.
"Perindo sebagai partai baru mulai menggeliat, tidak hanya mengungguli partai baru, tapi juga sebagian partai lama. Di kalangan partai baru, Perindo memimpin pada kantong pemilih Muslim," kata Rully di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis Denny JA Partai Perindo meraih elektabilitas tertinggi dibandingkan dengan partai baru lainnya. Hal itu terbukti dari angka elektabilitas Perindo berdasarkan survei LSI Denny JA 3,6%, unggul jauh dari Partai Berkarya 0,1%, Partai Garuda 0,3%, dan PSI 0,4%.