REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan sejumlah penyebab gesekan yang terjadi antara personel TNI-Polri. Hadi menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam rapat pleno khusus Lembaga Pengkajian MPR bertema 'Pembahasan Pertahanan Keamanan dan Wilayah Negara' di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/2).
"Sebetulnya saya tidak ingin memberikan tanggapan karena bukan porsi saya memberikan evaluasi. Tapi saya memberikan pandangan saja kenapa adanya gesekan antara TNI/Polri," kata Hadi dalam rapat tersebut, Rabu (27/2).
Hadi menyebut setidaknya ada lima hal yang menjadi penyebab persoalan tersebut. Penyebab pertama gesekan itu, menurutnya adalah adanya provokasi. Hal ini sangat berbahaya Karena TNI/Polri mempunyai kekuatan besar, TNI memiliki hampir 480 ribu personel, sedangkan Polri 440 ribu.
"Itu sangat besar. Maka saya memprakarsai sinergi TNI/Polri untuk mempersatukan dan menyosialisasikan di tataran bawah tidak ada benturan. Hasilnya sangat baik. Sekarang benturan turun sangat tajam," ujar Hadi.
Penyebab kedua, kata Hadi, adalah mental oknum yang tidak baik. Kemudian, ketiga adalah disiplin oknum yang rendah. Menurut Hadi, hal ini terjadi di tempat dan waktu tertentu. "Seperti di diskotek jam 12 malam. Kalau di markas ya, tidak akan," kata Hadim
Adapun peyebab ketiga adalah disiplin oknum yang rendah. Ada suatu masalah antar personel TNI - Polri. Namun, permasalahan itu justru tidak dilaporkan ke komandan, sehingga menimbulkan gesekan antar personel. Keempat, Hadi juga menyebut kesenjangan kesejahteraan antara personel TNI dan Polri jadi salah satu penyebab gesekan. "Ini terkait perbedaan tunjangan yang diterima prajurit TNI dan personel Polri. Ini sudah ada upaya sosialisasi," ujar Hadi.
Faktor kelima, Hadi menyebut ada tugas personel yang tumpang tindih antara TNI/Polri. Dalam kesempatan itu, Hadi juga memastikan terkait netralitas TNI dalam politik. Selain itu, ia membahas tentang peradilan militer dan sinergi penanganan bencana.