Selasa 26 Feb 2019 19:58 WIB

Wiranto: Bukan Saya Dalang Kerusuhan 1998

Wiranto menyangkal menjadi dalang dalam kerusuhan 1998.

Menteri Koordinator, Politik, Husum, dan Keamanan, Wiranto
Foto: ANTARA/RAISAN AL FARISI
Menteri Koordinator, Politik, Husum, dan Keamanan, Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menantang bekas Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen soal dalang kerusuhan Mei 1998. Wiranto membantah menjadi dalang dalam kerusuhan tersebut.

"Saya buka sekarang, yang bersangkutan pernah meminta uang kepada saya dan saya berikan. Biar semua jelas, dulu saya diam-diam saja, tapi sekarang saya buka," kata Wiranto di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/2).

Baca Juga

Wiranto bahkan berani sumpah pocong untuk membuktikan apakah dirinya terlibat atau tidak. "Apakah 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu saya, Prabowo, Kivlan Zein, sumpah pocong kita, siapa yang sebenarnya dalang kerusuhan itu," kata Wiranto.

Dalam acara "Para Tokoh Bicara 98" di Jakarta, Senin (25/2), Kivlan menuduh Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998 serta memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima ABRI. Tujuannya, untuk menumbangkan Presiden Soeharto.

Wiranto mengaku, ingin menjelaskan kepada publik agar tidak ada tuduhan terhadap dirinya yang kerap muncul, terutama saat momentum politik.

"Saat saya bicara mengenai realitas yang terjadi saat ini, saat saya masuk pilpres 2004, saat saya masuk pilpres 2009, itu semua selalu diwaranai tuduhan-tuduhan kepada saya," tambah Wiranto.

Wiranto pun merasa kasihan dengan Kivlan Zein yang selalu melakukan pernyataan-pernyataan yang ngawur dan tidak sesuai fakta. Termasuk, soal kerusuhan 1998 yang sudah diselidiki oleh TPGF.

"Karena tidak lagi melihat kenyataan yang sudah beredar di masyarakat, fakta-fakta yang beredar, termasuk TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) itu produknya ada, dari sana sudah jelas, 1998, itu sumber kerusuhan mengarah kepada institusi mana? Sudah mengarah figur-figur mana, ada itu," ungkap Wiranto.

Wiranto selaku panglima ABRI pada peristiwa 1998 itu bahkan menilai sudah melakukan berbagai langkah edukatif, persuasif, dialogis dengan sejumlah tokoh reformasi. Ini agar tidak muncul kekacauan dan kerusuhan nasional yang akan merugikan Indonesia.

"Bukan saya sebagai dalang kerusuhan, saya mencegah kerusuhan terjadi dan ternyata tiga hari saya sudah mampu mengamankan tensi ini," katanya.

Kisah Wiranto

Dikisahkan Wiranto, pada 13 Mei 1998 pagi terjadi penembakan di Trisakti. Selanjutnya, pada siang terjadi kerusuhan di Jakarta. Pada 14 Mei kerusuhan memuncak. 

"Pada 14 Mei malam saya kerahkan pasukan pasukan dari Jawa Timur, pada 15 Mei pagi Jakarta sudah aman dan seluruh wilayah Indonesia sudah aman," tegas Wiranto.

Ia mengaku bahwa meski memiliki peluang untuk melakukan kudeta, tapi tidak ia lakukan karena ia mencintai Indonesia. Wiranto pun menegaskan agar tidak ada yang coba-coba mengacaukan negara dan keamanan menjelang pilpres dan pileg pada 17 April 2019.

"Jangan coba-coba membuat kerusuhan dalam rangka pemilu, kita akan menghadapi dengan semua kekuatan TNI dan polisi. Ini taruhan bangsa kita. Saya sampaikan ini dengan satu kesadaran, bukan emosi, hanya ingin menegakkan kebenaran," tegas Wiranto.

Wiranto berharap, dengan pernyataannya tersebut dapat meredakan informasi-informasi sesat yang ada di masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement