Selasa 26 Feb 2019 07:37 WIB

Khofifah Jalin Kerja Sama Solid dengan NU

Jalannya pemerintahan juga membutuhkan pendekatan religius dan keumatan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beraktivitas di ruang kerjanya di kompleks Kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/2/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beraktivitas di ruang kerjanya di kompleks Kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya, Emil Elestianto Dardak, baru saja menggelar silaturahim dengan para kiai dan tokoh NU di kantor Pengurus Wilayah NU (PWNU). Setelah pertemuan tersebut, Khofifah menegaskan, pihaknya siap menjalin kerja sama yang solid dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).

"Melalui kerja sama ini, diharapkan NU terus mengawal jalannya pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov Jatim, sehingga dapat berjalan lancar dengan berbasis spiritual," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (25/2).

Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan, pentingnya menjalin kerja sama tersebut karena proses perjalanan pemerintahan di Jatim tidak hanya membutuhkan pemikiran-pemikiran strategis, genuine, dan rasional semata. Lebih dari itu, menurutnya, jalannya pemerintahan juga membutuhkan pendekatan religius dan keumatan.

"Kami ingin menyambung hati, pikiran, dan program-program. Kerja sama ini akan menjadi bagian partnership antara pemprov dengan elemen-elemen strategis di Jatim. NU berperan strategis bagi pembangunan Jatim karena memiliki jaringan pondok pesantren, pengasuh, dan santri yang sangat kuat," ujar Khofifah.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu melanjutkan, salah satu peran strategis yang diharapkan dari NU adalah dalam menghadapi tantangan ideologi. Di mana, saat ini terdapat potensi munculnya benih-benih radikalisme dari usia SMP dan SMA. Ideologi yang radikal tersebut bisa mengancam keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bersama dengan Dinas Pendidikan Jatim, NU diharapkan memberi peran yang lebih strategis dan fokus agar pikiran-pikiran modernisasi dan toleransi dapat dibangun bersama. Tentunya, kata dia, dengan penguatan spiritual dan religus. Karena, para generasi muda dianggapnya harus memahami keberagaman dalam harmoni kehidupan.

Khofifah pun optimistis, kerja sama tersebut akan berdampak positif bagi kemajuan Jatim, bangsa dan negara, bahkan dunia. Alasannya, NU telah terbukti memberikan kontribusi strategis bagi bangsa ini, mulai awal kemerdekaan, masa pembangunan, hingga sekarang.

"NU tetap akan menjadi salah satu tumpuan, bagaimana membangun kehidupan yang damai dan menghadirkan Islam rahmatan lil alamin," ujar mantan Mensos tersebut.

Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, PWNU menyambut hangat kedatangan Khofifah. Dia pun berharap, kepemimpinan Khofifah bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Jatim.

“Sembari teriring harapan kami semua pada beliau selaku gubernur bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi warga Jawa Timur,” kata Kiai Muttawakkil.

Ia berharap, Jawa Timur bisa menjadi barometer nasional dan menjadi tonggak kemajuan di kawasan Indonesia Timur. Apalagi, kata dia, Khofifah merupakan ketua Muslimat NU yang tentunya sudah banyak pengalaman di bidang gerakan sosial dan birokrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement