Senin 25 Feb 2019 17:41 WIB

Suarakan Pemilu Damai Melalui Teater Ludruk

Teater ini bisa jadi hiburan alternatif anak muda di tengah tahun politik ini.

Repnas DKI Jakarta menggelar kampanye politik kreatif lewat aksi teatrikal ludruk berjudul Sumenjab atau
Foto: Seamless Creative
Repnas DKI Jakarta menggelar kampanye politik kreatif lewat aksi teatrikal ludruk berjudul Sumenjab atau "Suto Mencari Jabatan", Ahad (24/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Teater Pandora berkolaborasi dengan Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) DKI Jakarta menggelar kampanye politik kreatif lewat aksi teatrikal ludruk berjudul Sumenjab atau "Suto Mencari Jabatan". Ketua Dewan Pembina REPNAS DKI Jakarta Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan medium kesenian dan kebudayaan seperti pertunjukkan teater merupakan medium kreatif yang bisa menjadi ruang perjumpaan untuk anak muda berdiskusi dan bertukar pikiran secara nyata.

Cara-cara kreatif dan positif seperti ini harus disemarakkan agar anak muda semakin menyadari peran pentingnya dalam masyarakat sehingga mereka tergerak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing.

"Diharapkan bahwa melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, anak muda bisa mendapatkan narasi dan hiburan alternatif di tengah kondisi sosial-politik yang tengah terbelah. Millenial, berbeda dengan generasi yang lebih "senior", tentu memiliki cara sendiri dalam melihat dan menikmati politik secara gembira,” ujar Afifuddin dalam rilisnya, Senin (25/2).

Ia menjelaskan,  pementasan "Suto Mencari Jabatan" yang dibawakan oleh Teater Pandora adalah salah satu cara Millenial untuk menyatakan sikap mereka terhadap kondisi sosial-politik yang ada, apapun yang terjadi, apapun pilihan politiknya, perdamaian dan kolaborasi antarpemuda adalah tetap yang utama.

"Secara mendasar, kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan persatuan kita: sebuah seruan bagi anak muda untuk "hijrah" dari pesimis ke optimis, dari konsumtif ke produktif, dari perpecahan ke persatuan, dan dari individualistik ke kolaborasi,” ujar dia.

Berbeda dengan gaya realis yang biasa mereka bawakan, Teater  Pandora kini "banting setir" dengan membawakan ludruk dan lenong yang sarat dengan guyonan dan kritik sosial.

Sumenjab berbicara mengenai kekuasaan, jabatan, dan kepentingan yang kini sedang hangat dibicarakan dalam menyambut pesta demokrasi yang digelar setiap lima tahun di negeri kita tercinta. Sumenjab menjadi sebuah narasi alternatif di antara berbagai narasi sosial-politik yang saling membenturkan, dengan menghadirkan sosok Suto sebagai gabungan dari dua kandidat yang sedang bertarung saat ini.

Penonton akan diajak untuk berpikir tentang pilihan mereka, pada akhirnya, kedua kandidat yang sekarang ini hampir menjadi kultus, pada dasarnya adalah manusia biasa, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Mengusung konsep pertunjukan rakyat, penonton dapat menikmati lakon ini dengan santai, sambil duduk lesehan dan menikmati jajanan seperti kacang rebus dan wedangan. Konsep acara seperti ini sengaja dipilih agar penonton tidak tegang. Maklum, tema yang diangkat memang agak berat dan sensitif, yaitu tentang politik.

Gaya ludruk dan lenong dipilih karena dirasa dapat menguraikan tema-tema yang berat itu ke dalam cerita sehari-hari yang penuh dengan guyonan, sehingga harapannya penonton bukan hanya terhibur, tapi juga teredukasi.

"Intinya kami ingin menyampaikan pesan bahwa politik itu cuma sesaat. Jadi, jangan sampai yang sesaat itu merusak pertemanan kita yang selamanya," ujar sutradara pertunjukkan Yoga Mohamad.

"Melalui pementasan ini, kami ingin mengajak penonton untuk tertawa sekaligus mikir; bahwa anak muda itu harus pintar, jangan mau dipecah-belah, dan bahwa politik itu dapat dinikmati secara gembira karena ternyata banyak kelucuan dan keluguan terjadi di belakangnya," jelas dia.

Sumenjab merupakan hasil kolaborasi dengan beberapa pihak, di antaranya adalah BBDF dan REPNAS DKI Jakarta. Karya ini merupakan respon atas kondisi sosial-politik yang tengah terbelah selama tahun politik; dan bahwa Milenial, sebagai kelompok yang paling menentukan, harus tetap menjaga perdamaian sesama anak bangsa.

"Kami secara khusus mengucapkan terima kasih kepada para sponsor dan kolaborator, baik BBDF dan REPNAS DKI Jakarta, yang secara umum memiliki concern yang sama mengenai Milenial; bahwa mereka tidak boleh apatis dan harus berpartisipasi secara aktif untuk menjaga suasana damai dan kolaborasi. Anak muda, baik pengusaha maupun seniman, harus menjadi contoh baik bagi orang lain," kata pemimpin produksi Maharani Megananda.

Harapannya, kegiatan kreatif seperti ini dapat terus didukung dan diselenggarakan di banyak tempat. Sehingga anak muda bisa mendapatkan narasi dan hiburan alternatif di tengah pilihan politik yang terbagi dua, sehingga anak muda bisa menikmati proses politik secara aktif dan bergembira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement