Jumat 22 Feb 2019 16:07 WIB

Kebon Raya Bogor akan Punya Saingan di Cibinong

Semua jenis tanaman di Indonesia akan ditanam di Kebun Raya Cibinong.

Rep: ZAINUR MAHSIR / Red: Gita Amanda
Seorang peneliti menyusun bibit padi Nippon Bare yang dikembangkan melalui sistim kultur jaringan di laboratorium Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Bogor.
Foto: ANTARA/str-Jaflhairi/Koz/mes/06.
Seorang peneliti menyusun bibit padi Nippon Bare yang dikembangkan melalui sistim kultur jaringan di laboratorium Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berencana untuk membuat kebun raya di Cibinong. Kebun raya tersebut dibangun di bawah naungan LIPI yang kemudian dalam prosesnya akan berkordinasi dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor.

Kepala bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Bogor, Ajat Rohmat Jatnika, mengatakan bahwa ada lahan yang dimiliki LIPI sekitar 180 hektare di Kabupaten Bogor yang dipergunakan untuk berbagai tujuan seperti pendidikan, penelitian dan lainnya. Kemudian ada proyek baru yang akan digarap oleh LIPI dan Pemkab Bogor yaitu dibuatkannya Kebun Raya Cibinong.

Baca Juga

“Pemerintah mencoba menciptakan pemerintahan yang baik, dan dibangunnya Kebun Raya di LIPI tersebut memang menjadi agenda LIPI yang sejalan dengan agenda kami (Pemkab),” ujar Ajat ketika dijumpai Republika.co.id, Jumat (22/2).

Sebelumnya pihak Pemerintah Kabupaten Bogor telah memetakan lahan strategis dan lahan yang dimiliki LIPI itu menurut Ajat adalah lahan yang paling strategis di Kabupaten Bogor. Cibinong mengalami kemajuan yang cukup baik, sehingga membutuhkan juga Kebun Raya dan Ruang Terbuka Hijau.

Ia menambahkan bahwa konsep yang akan digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor adalah lebih kepada nilai Indonesianya. Di mana semua jenis tanaman di Indonesia akan ditanam di sana. Menurutnya, semua tanaman rencananya akan diberikan zonasi dari setiap jenisnya.

Oleh karena itu, menurut Ajat, dengan dimulainya pembagian pembangunan di jalur lingkar adalah awal dari keseriusan proyek ini. Ia menambahkan bahwa proses pembuatan Kebun Raya dimanapun akan membutuhkan waktu yang panjang, sehingga ketika melakukan MoU dan melakukan proses pembangunan jembatan dan jalur lingkar di sekitar kebun raya nantinya akan menjadi awal yang baik.

Ia menegaskan bahwa untuk pembangunan jalur tersebut direncanakan selesai pada tahun 2020. Sedangkan untuk kebun rayanya masih memiliki proses yang panjang. Pembangunan jalur tersebut akan dibagi oleh LIPI dan Pemerintah Kabupaten Bogor, dimana LIPI mendapatkan lima hektare, sedangkan Pemkab 1,2 hektare.

Selain itu, Ajat mengatakan bahwa anggaran pembangunan tersebut akan berasal dari kedua instansi, LIPI akan mendapatkan biayanya dari APBNnya, sedangkan Pemda dari APBDnya. Menurut Ajat, masing-masing sudah mempunyai perencanaan mengenai apa yg akan dilakukan dari biaya tersebut, meskipun pihak Pemerintah daerah belum bisa mengatakan secara pasti berapa jumlahnya.

Sementara di sisi lain, Pengamat Tata Kota, Nirwono mengatakan bahwa kebun raya memang dibutuhkan untuk koneksi dan penelitian plasma nutfah (bibit tanaman asli lokal). Sehingga keanekaragaman hayati di setiap wilayah bisa untuk dikembangkan sebagai bahan farmasi, ketahanan pangan lokal, regional hingga nasional.

“lokasi Kebun Raya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga tidak melanggar tata ruang wilayah itu sendiri,” ujar Nirwono kepada Republika.co.id.

Selain itu, Nirwono menambahkan bahwa Kebun Raya harus mampu memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi warga sekitar dan Bogor umumnya. Keberadaan Kebun Raya akan bermanfaat bagi semua kalangan, tidak terkecuali bagi perekonomian warga Bogor sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement