REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima kunjungan dari tiga Gubernur dan dua Wakil Gubernur yang baru dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tiga Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut yakni, Syamsuar-Edy Natar Nasution; Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak; dan Fachrori Umar.
Syamsuar-Edy Natar Nasution merupakan gubernur dan wakil gubernur Riau terpilih yang dilantik oleh Jokowi pada hari ini. Sementara Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak merupakan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur terpilih yang dilantik kepala negara pada Rabu (13/2) pekan lalu . Bersamaan dengan pelantikan Khofifah-Emil , Fachrori Umar yang merupakan wakil gubernur juga dilantik menjadi Gubernur Jambi menggantikan Zumi Zola.
Dalam kunjungan tersebut, Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah mengatakan, para pimpinan mengucapkan selamat pada kepala daerah yang telah dilantik. Para pimpinan, sambung Febri, juga menjelaskan rencana KPK tentang upaya pencegahan melalui program Koordinasi dan Supervisi Pencegahan di sejumlah daerah.
"Khususnya 3 daerah yang sedang audiensi saat ini," kata Febri.
Selain itu, disampaikan juga ajakan agar penyelenggaraan pemerintahan dilakukan secara sederhana. Seperti bagaimana menghilangkan praktek pelayanan berlebihan terhadap pemerintah pusat jkka ada kunjungan ke daerah, penggunaan mobil dinas secara benar dan lainnya.
Usai mendapat pengarahan dari pimpinan KPK terkait upaya pencegahan korupsi di daerahnya masing-masing, Khofifah-Emil dan Syamsuar-Edy Natar Nasution diajak mengunjungi sejumlah ruangan di Rumah Tahanan (Rutan) yang berada di belakang Gedung Merah Putih KPK. Sementara, Gubernur Riau, Fachrori Umar izin pulang lebih awal.
Dalam kesempatan itu, dua pasang kepala daerah tersebut diajak melihat ruang jenguk tahanan KPK. Kepada wartawan, Emil menceritakan, bahwa didalam ruang jenguk tahanan KPK, dirinya sempat meminta kepada petugas agar jangan dikunci pintunya.
"Sebenarnya tadi di depan saya sudah bilang, tolong jangan dikunci ya pak pintunya kalau kami masuk," kata.
Emil menilai, beberapa orang yang saat ini berada di Rutan KPK sebenarnya memiliki komunikasi yang baik. Hanya saja, Emil tidak mengetahui sebab-musababnya mereka bisa terjerat kasus korupsi.
"Jadi etika kita sebagai sesama manusia tidak usah menghakimi orang lain, kita fokus pada diri sendiri banyak-banyak doa, banyak-banyak istrighfar semoga kita tidak khilaf atau kita dijauhkan dari hal hal tersebut," ungkapnya.
Emil pun menegaskan akan selalu memotivasi dirinya sendiri agar tidak terjebak dan berada di dalam rumah tahanan KPK. "Saya enggak mau berakhir di sini. Saya mau khusnul khotimah. Jadi ya tadi kita diskusinya sangat interaktif dengan pimpinan kpk. Saya ini kan bupati ya jadi ada juga bahan yang kami bahas bagaimana kita berikhtiar sebagai bupati untuk menjalankan juga saran KPK terkait 8 aspek yang masuk kedalam supervisi pencegahan tadi itu," tuturnya.