REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya, terdapat sembilan partai yang terancam tidak mencapai ambang batas parlemen empat persen pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terbaru menunjukkan, elektabilitas sembilan partai itu tak mencapai empat persen.
"Partai Perindo sebesar 3,6 persen, PPP sebesar 3,5 persen, dan PAN sebesar 1,5 persen. Partai peserta Pemilu 2019 lainnya angka dukungan masih di bawah satu persen, yaitu Hanura, PSI, Partai Garuda, Partai Berkarya, PBB, dan PKPI," ujar peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Rabu (20/2).
Meski begitu, Rully menjelaskan, hasil survei Denny JA selama enam bulan sejak Agustus 2018 hingga Januari 2019 memperlihatkan hal menarik. Salah satunya, yakni Perindo sebagai partai yang baru mengikuti pemilu memimpin di sesama partai baru dan elektabilitasnya mulai menanjak.
"Di partai baru ini ada Perindo, Garuda, Berkarya, PSI," jelas Rully.
Hal yang menarik lainnya, kata dia, yakni PDIP stabil memimpin dengan selisih elektabilitas sebesar 10 persen dibandingkan partai yang menempati posisi kedua, Gerindra. Kemudian, Partai Nasdem memimpin partai lama di luar lima besar dengan angka elektabilitas 4,5 persen.
"Di partai lama ini ada Nasdem, PKS, PPP, PAN, Hanura, PBB, dan PKPI," ujarnya.
Pada survei ini, elektabilitas PDIP memimpin di urutan pertama dengan perolehan suara 23,7 persen. Posisi kedua diisi oleh Partai Gerindra dengan perolehan suara sebesar 14,6 persen. Partai Golkar mengisi posisi ketiga dengan perolehan suara 11,3 persen. Kemudian di posisi keempat ada PKB dengan perolehan suara 8,2 persen.
"Posisi kelima adalah partai yang pernah menjadi pemenang pemilu di Pileg 2009, yaitu Partai Demokrat. Saat ini dukungan yang diperoleh Partai Demokrat sebanyak 5,4 persen," kata Rully.
Survei ini dilakukan pada 18-25 Januari 2019 dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Margin of error survei ini adalah 2,8 persen.