Rabu 20 Feb 2019 13:07 WIB

Katakanlah dengan Meme: Genre Baru Komunikasi Politik

Media sosial mengubah pola komunikasi politik termasuk munculnya meme-meme ini.

Denny JA
Foto:

Misalnnya, ketika Prabowo akan sholat jumat di mesjid di semarang. Bagi seorang Muslim, Jumatan adalah hal yang rutin saja, yang dilakukan setiap Jumat. Tak ada hal yang istimewa bagi seorang Muslim yang sholat Jumat.

Namun kali itu, Sholat Jumat Prabowo dikampanyekan. Tak hanya di media sosial, bahkan aktivis mesjid tempat Prabowo sholat jumat juga protes karena banyak pamflet ditempel untuk mengumumkan dan menghadiri sholat Jumat Prabowo.

Saya membuat Meme dgn nada humor. Dulu pamflet disebar untuk acara dangdutan. Kini di era Pilpres, pamflet disebar untuk acara Jumatan.

Mengapa saya memilih dengan sengaja mempopulerkan Meme? Mengapa saya memproduksinya hampir setiap hari, satu bulan sekitar 90 meme? Jawabnya sederhana. Saya aktivis, sekaligus peneliti, sekaligus konsultan politik.

Saya membaca dan menyetujui fenomena yang sudah terjadi di negara maju. Sudah ditulis tak hanya dalam media berita tapi juga jurnal akademis. Meme adalah genre baru komunikasi politik di era digital. Suka tak suka, meme ini terus tumbuh dan berevolusi.

Sesuatu yang baru, selalu membawa respon, termasun respon negatif. Saya teringat ketika membawa profesi konsultan politik ke Indonesia. Begitu banyak serangan. Saya dikatakan pelacur intelektual yang menggunakan ilmu untuk berpihak, partisan.

Saya terus saja berjalan karena di semua negara demokrasi modern, hadir profesi konsultan politik. Mereka yang dulu mengeritik saya, belakangan hari bahkan membuat konsultan politik yang sama, yang dulu ia kritik sendiri.

Hal yang sama akan terjadi dengan meme politik, ataupun meme pada umumnya. Saya yang sudah terbiasa dengan pujian dan kritik sekeras apapun, karena meyakini apa yang saya lakukan, sudah ada riset mendalam soal itu sudah sampai pada apa yang dinasehatkan Jalaluddin Rumi.

Ujar Rumi: berkicaulah dirimu seperti burung. Berkicaulah dari hati. Tak usah hirau pandangan sekeliling. Terimalah dengan gembira pujian dan kebencian sebagai tamu Tuhan. Mereka datang untuk memberimu panduan.

Karena itu pula saya terus membuat meme dan mempublikasikannya seperti burung yang berkicau. Riang dan gembira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement