Selasa 19 Feb 2019 22:05 WIB

BPBD Sukabumi Diminta Pantau Daerah Rawan Bencana

Potensi daerah rawan bencana terus meningkat akibat tingginya intensitas hujan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jembatan penghubung antara Parungkuda dan Ciambar di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi ambruk Selasa (24/1) sore. Peristiwa tersebut terjadi ketika wilayah itu diguyur hujan deras.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Jembatan penghubung antara Parungkuda dan Ciambar di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi ambruk Selasa (24/1) sore. Peristiwa tersebut terjadi ketika wilayah itu diguyur hujan deras.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi diminta proaktif memantau daerah rawan bencana. Sebabnya saat ini potensi bencana terus meningkat akibat tingginya intensitas hujan.

"Petugas harus proaktif memantau daerah rawan bencana," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan Selasa (19/2). Hal ini disampaikan disela-sela rapat kerja (raker) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi.

Menurut Fahmi, kesiapsiagaan petugas diperlukan agar ketika terjadi bencana maka dapat segera direspon dengan cepat. Misalnya ketika terjadi kebakaran maka waktu respons yang diperlukan mencapai 15 menit hingga ke lokasi bencana.

Fahmi menuturkan, petugas yang responsif sangat diperlukan agar bisa mencegah atau menekan munculnya korban jiwa maupun kerugiaan materiil. Selain itu untuk menunjukkan kinerja yang terbaik dalam pelayanan standar minimal kepada warga.

Selain menyiapkan petugas ungkap Fahmi, pemkot juga mendorong kelengkapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana. Upaya ini untuk menyiapkan peralatan baik pencegahan maupun penanganan bencana.

BPBD kata Fahmi diharapkan menggiatkan sosialisasi tanggap bencana ke sekolah-sekolah. Minimal para pelajar dapat mengetahui sejak dini langkah yang dilakukan ketika menghadapi bencana. Misalnya ketika terjadi gempa maka pelajar bisa mengetaui langkah menyelamatkan diri dan tidak panik.

Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan menambahkan, BPBD siap memantau daerah rawan bencana. "Rencananya akan dilakukan musyawarah pembangunan di kelurahan khususnya dalam masalah bencana," imbuh dia.

Targetnya kata Asep, ketika terjadi bencana maka petugas dapat menghadapinya dengan cepat. Selain itu dapat memperkuat upaya pengurangan resiko bencana (PRB) dan mitigasi bencana.

Terlebih kata Asep, dari catatan terakhir jumlah bencana di Sukabumi mengalami tren meningkat. Di mana hingga 13 Februai 2019 tercatat sebanyak 56 kejadian bencana.

Jenis bencana yang mendominasi sambung Asep adalah longsor dan banjir. Sementara yang lainnya adalah kebakaran dan cuaca ekstrem.

Lebih lanjut Asep menuturkan, dominasi bencana banjir dan longsor karena tingginya intensitas hujan. Sehingga mengakibatkan bencana banjir dan longsor yang merata di tujuh kecamatan Sukabumi.

Puluhan bencana ini ungkap Asep sudah ditangani oleh petugas BPBD. Penangananan dikoordinasikan dengan instansi terkait lainnya dan aparat kewilayahan baik camat serta lurah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement