Selasa 19 Feb 2019 17:48 WIB

BNPB: 843 Hektare Lahan di Riau Terbakar

Kebakaran lahan disengaja untuk pembukaan lahan perkebunan dan pertanian.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolanda
Kebakaran hutan dan lahan akibat musim panas semakin meluas terjadi dan sudah mendekati pemukiman warga di kecamatan Dumai Barat kota Dumai, Dumai, Riau, Selasa (12/2/2019).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Kebakaran hutan dan lahan akibat musim panas semakin meluas terjadi dan sudah mendekati pemukiman warga di kecamatan Dumai Barat kota Dumai, Dumai, Riau, Selasa (12/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengkonfirmasi sedikitnya 843 hektare area lahan di Riau telah terbakar. Sebagian besar kebakaran terjadi di lahan gambut milik masyarakat dengan jenis tanaman semak belukar. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, saat ini kebakaran hutan dan lahan terjadi di beberapa tempat di Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Dumai. "Selama 2019, dari 1 Januari 2019 hingga 18 Februari 2019 tercatat 843 hektare lahan terbakar di Provinsi Riau," ujar Sutopo, Selasa (19/2).

Baca Juga

Sebaran dari kebakaran lahan ini adalah di Kabupaten Rokan Hilir 117 hektare, Dumai 43,5 hektare, Bengkalis 627 hektare, Meranti 20,2 hektare, Siak 5 hektare, Kampar 14 hektare, dan Kota Pekanbaru 16 hektare," ujarnya saat dihubungi, Selasa (19/2).

Ia menambahkan, penyebab kebakaran lahan adalah disengaja untuk pembukaan lahan perkebunan dan pertanian. Kebakaran ini, dia melanjutkan, telah menyebabkan beberapa daerah terkepung asap, meskipun intensitas, sebaran dan durasi tidak lama. 

Indeks Standar Pencamaran Udara (ISPU) tercatat sedang hingga baik pada 18 Februari 2019. ISPU di Rumbai Pekanbaru tercatat 55 (sedang), Duri Camp di Bengkalis 55 (sedang), Dumai 71 (sedang), Minas di Siak 45 (baik), Duri Field di Bengkalis 40 (baik), Bangko di Rokan Hilir 13 (baik), Libo di Rokan Hilir 8 (baik) dan Petapahan di Kampar 28 (baik). 

Ia mengakui, wilayah Riau memiliki dua musim kemarau. Saat ini, Riau memasuki musim kemarau tahap pertama hingga pertengahan Maret. Selanjutnya, musim kemarau tahap kedua selama Juni hingga Oktober.

"Setiap musim kemarau ini, ancaman kebakaran hutan dan lahan meningkat," ujarnya.

Ia menyebut upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran lahan terus dilakukan oleh Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, Masyarakat Peduli Api, karyawan perusahaan perkebunan, aparat kecamatan, kelurahan dan masyarakat. Kemudian satgas udara mengerahkan tiga helikopter yaitu satu helikopter Bell-412 perkuatan KLHK, dan dua helicopter Superpuma bantuan dari Sinarmas. 

BNPB sedang menyiapkan tambahan dukungan helikopter water bombing untuk memperkuat satgas udara. Satgas darat saat ini terus berusaha memadamkan dan mendinginkan titik-titik kebakaran lahan. BPBD Bengkalis bersama Damkar, TNI, Polri, Manggala Agni, RPK PT. SRL, MPA, perangkat desa dan masyarakat melakukan pemadaman lanjutan di Desa Teluk Lecah Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis. 

Pada hari kesepuluh, tim masih melakukan pendinginan di beberapa titik Desa Teluk Lecah, dan Desa Sri Tanjung. Pemadaman juga dilakukan di Desa Darul Aman Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis. 

"Pemadaman juga dilakukan di kebakaran lahan gambut seluas 165 hektare, lahan milik masyarakat berupa semak belukar di Kelurahan Telkur Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis, Riau," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement