Selasa 19 Feb 2019 16:58 WIB

Dilema Beasiswa, Dewa Penolong yang Kerap Disalagunakan

Tanpa beasiswa, pendidikan ibarat sayur tanpa garam

Ilustrasi Sarjana Muda Mencari Kerja
Foto:

Professor Andrew Rosser dari Universitas Melbourne dalam acara bernama Lowy Institute di NGV menyebutkan, antara Lowy dengan Departemen Pendidikan negara bagian Victoria melihat peluang apa yang tersedia bagi kalangan pendidikan di Australia untuk masuk ke dalam dunia pendidikan di Indonesia. Professor Andrew menyatakan Indonesia sama seperti banyak negara berkembang lainnya, berhasil memberikan kesempatan bagi warganya untuk mendapatkan pendidikan. Namun, walau anggaran semakin besar, mutu pendidikan anak-anak Indonesia tetap rendah dibandingkan negara-negara lain.

Perihnya lagi terjadi penyalahgunaan beasiswa oleh oknum penerima beasiswa. Dana beasiswa yang seharusnya digunakan untuk membayar biaya pendidikan dan membeli alat penunjang pendidikan, tidak diperuntukkan sebagaimana mestinya. Sebaliknya digunakan untuk membeli gadget sekadar bergaya dan meningkatkan gengsi semata.

Melihat kondisi ini, Kemenristekdikti perlu mengecek lagi calon mahasiswa penerima beasiswa agar tak salah kaprah dalam pemberian dana beasiswa. Pendidik pun harus berperan aktif dalam menunjang kualitas pendidikan di Indonesia.

Efektivitas pengajaran dan metode pembelajaran di kelas atau perkuliahan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dari anak didik. Mencetak sarjana yang kritis, kreatif, memiliki daya saing, inovatif, dan komitmen tinggi wajib hukumnya.

Bersamaan dengan itu, pendidik patut memiliki hegemoni dalam efektivitas pembelajaran. Pendidik mau tidak mau harus memberikan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan pelajar Indonesia.

Mulai dari menyaring isu, mem-back up teori dan praktik metode pembelajaran pendidikan vokasi, hingga menerapkan sistem maupun strategi memasuki era revolusi industry 4.0 dan bonus demografi dengan menyiapkan generation of talent.

Dan pemerintah juga perlu memberdayakan penerima beasiswa dengan cara memberikan kegiatan dan pelatihan khusus. Para penerima beasiswa perlu diberi pembinaan secara berkesinambungan.

Hal ini bertujuan agar penerima beasiswa memiliki kualitas yang baik dan mumpuni dalam bidang pendidikan masing-masing, sehingga mampu membangun kualitas SDM dan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik di masa mendatang. Tidak hanya itu, penerima beasiswa perlu memiliki kesadaran tinggi untuk memperbaiki kualitas diri dengan cara memaksimalkan uang beasiswa untuk kebutuhan pendidikan, bukan untuk berfoya-foya.

*) Guru MA Shofa Marwa Grobogan, Jateng, dan mantan dosen University Muhammadiyah Kupang, dan Praktisi Pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement