Selasa 19 Feb 2019 16:57 WIB

UMM Bekali Guru Menulis Buku Cerita

karakter positif anak bisa didorong melalui nilai-nilai yang disajikan cerita.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang anak tengah membaca buku disalah satu stan penerbit di pameran Islamic Book Fair (IBF) 2013 di Senayan, Jakarta, Ahad (10/3). (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang anak tengah membaca buku disalah satu stan penerbit di pameran Islamic Book Fair (IBF) 2013 di Senayan, Jakarta, Ahad (10/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar workshop menulis cerita anak bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur di Ruang Sidang Senat UMM, Selasa (19/2) siang. Kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membangun karakter anak.

Workshop yang diikuti 83 Guru TK/PAUD se-Jawa Timur ini menghadirkan dua pemateri berkompeten. Pemateri tersebut, yakni dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMM, Sugiarti dan penulis buku cerita anak, Solikhatul Fatonah Kurniawati alias Watiek Ideo.

Baca Juga

Ketua LP3A, Thathit Manon Andini, berharap melalui tema 'Membangun Karakter Anak Melalui Cerita Anak' yang diusung dalam workshop kali ini, guru TK/PAUD ‘Aisyah se Jawa Timur dapat mempersuasi anak didiknya. Dengan demikian dapat terbangun karakter positifnya melalui nilai-nilai yang disajikan cerita.

“Dari cerita kita dapat meningkatkan imajinasi anak. Dapat juga membangun karakter anak didik kita. Baik sosial maupun individual. Kita tanamkan dalam buku cerita anak saat ini nilai-nilai karakter yang islami,” katanya.

Sementara itu, Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMM, Sugiarti, mengatakan, cerita anak dapat menjadi perantara yang sangat efektif untuk mendidik anak. Terlebih di masa golden age atau saat masa-masa keemasan tumbuh-kembang anak. Oleh sebab itu, dia menyarankan  penulis tidak hanya menulis kreatif  tetapi juga melakukan penanaman nilai.

“Proses kreativitas harus dilakukan oleh guru untuk mengolah imajinasi. Selain itu, kita juga harus menyisipkan hikmah-hikmah yang sebaiknya memang terkandung di buku cerita anak-anak. Kita mengemas nasihat dan pelajaran penting yang seharusnya didapat anak melalui kreativitas buku cerita anak,” kata dia, melalui keterangan resmi yabg diterima Republika.co.id, Selasa (19/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement