Selasa 19 Feb 2019 15:55 WIB

PHRI Minta Pembukaan Bandara Baru Yogya Jangan Dipaksakan

Terminal untuk keberangkatan internasional dirasa belum siap 100 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Kawasan Jalan Malioboro.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kawasan Jalan Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai beroperasinya New Yogyakarta International Airport (NYIA) untuk penerbangan internasional pada April nanti dipaksakan. Sebab, penyelesaiannya belum mencapai 100 persen.

Namun, dengan beroperasionalnya bandara ini PHRI yakin pariwisata DIY dapat menggeser Bali sebagai destinasi utama wisatawan mancanegara.

Baca Juga

"Bulan April tingal hitungan bulan dan infrastruktur lain belum siap. Ini jangan menjadikan pukulan balik bagi kita," kata Humas PHRI DIY, Deddy Pranowo kepada Republika.co.id, Senin (18/02).

Menurut dia, semua infrastruktur dan pelayanan pendukung operasional NYIA pun disiapkan serta diselesaikan terlebih dahulu. Sehingga, DIY siap menerima kedatangan wisatawan mancanegara.

Dengan beroperasinya NYIA yang dipaksakan, tanpa menyelesaikan segala infrastruktur dan juga masyarakatnya, dapat membuat ketidaknyamanan wisatawan. Jika ingin mengangkat pariwisata, yang tepat dilakukan yaitu menyiapkan infrastruktur dengan baik.

Artinya, menyelesaikan terlebih dahulu pembangunan NYIA secara 100 persen. Pun dengan menyediakan akses transportasi menuju destinasi wisata akan memberikan nilai plus bagi DIY sendiri.

Termasuk penginapan yang memenuhi telah standar pelayanan dan kualitas SDM yang mumpuni dalam melayani wisatawan juga dibutuhkan. Hal ini tentunya harus dilakukan dengan sinergi antar semua pihak yang terlibat.

"Kalau kita sebagai pelaku pariwisata, lebih baik kalau semua infrastruktur itu sudah semuanya ready, baru dioperasikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement