REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat terus mendorong seluruh pemangku kepentingan konstruksi, terutama kontraktor dan konsultan untuk memberikan perhatian lebih terhadap sistem keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan konstruksi. Hal ini didorong demi mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada proyek pekerjaan konstruksi.
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mengadakan Sertifikasi Ahli K3 Konstruksi Batch V dilanjutkan dengan Penandatanganan Pakta Komitmen K3 Konstruksi yang dilaksanakan pada Senin (18/02) di Jakarta.
“Langkah ini menjadi salah satu upaya nyata pemerintah untuk selalu mengingatkan penyedia jasa tentang penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.” kata Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Senin (18/2).
Syarif mengatakan, Menteri PUPR terus menegaskan bahwa sistem penyelenggaraan konstruksi harus terus diperbaiki, hingga tidak ada lagi kecelakaan pada proyek konstruksi.
Dalam mengerjakan semua tahapan pembangunan infrastruktur, baik saat pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pembongkaraan suatu bangunan konstruksi harus selalu mengutamakan aspek keselamatan.
Pada Januari 2018, kata dia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat telah membentuk Komite Keselamatan Konstruksi dan mencanangkan Gerakan Nasional Keselamatan Konstruksi, serta melakukan penandatanganan berbagai komitmen di beberapa pemangku kepentingan untuk mengutamakan keselamatan konstruksi.
Sebanyak 67 (enam puluh tujuh) peserta mengikuti kegiatan sertifikasi ahli K3 Konstruksi Batch V dengan rincian 22 orang berasal dari Direksi Badan Usaha dan 45 orang peserta Manajemen Badan usaha yang berasal dari PT. Perumnas (persero) sebanyak 14 orang, PT. PP (Persero) tbk sebanyak 18 orang peserta, dan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebanyak 16 orang peserta, PT. Adhi Karya (Persero) sebanyak 4 orang peserta, PT. Bina Karya (Persero) sebanyak 5 orang peserta, PT. Wijaya Karya (Persero) sebanyak 6 orang peserta, dan PT. Nindya Karya (Persero) sebanyak 6 orang peserta.
Kegiatan ini merupakan satu rangkaian sertifikasi ahli K3 Konstruksi Batch I hingga IV sebelumnya. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BUMN Karya, penyedia jasa dan stakeholder bidang konstruksi yang turut berperan aktif dalam mencegah kecelakaan kerja bidang konstruksi.
“Gerakan positif ini diharapkan dapat diimplementasikan dalam melaksanakan proyek pekerjaan konstruksi hingga tercapai zero accident," kata Syarif.